Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 28 Agustus 2025– Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meninjau langsung penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kamis, 28 Agustus 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Menkes didampingi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumenep. Turut hadir Kasdim 0827/Sumenep Mayor Cba Ari Pamungkas yang ikut mendampingi kegiatan di lapangan.
Lokasi yang dikunjungi adalah TK Qurrota A’yun, Kecamatan Kota Sumenep, tempat dilaksanakannya imunisasi dan vaksinasi campak terhadap anak-anak usia dini.
Tinjauan ini dilakukan untuk memastikan langkah cepat pemerintah daerah bersama TNI-Polri dan tenaga kesehatan dalam menekan penyebaran campak di wilayah Sumenep.
“Kunjungan Menkes untuk memastikan imunisasi berjalan baik dan menjangkau seluruh sasaran anak, terutama di daerah yang masuk dalam laporan KLB,” ujar Mayor Cba Ari Pamungkas saat dikonfirmasi.
Kasdim 0827/Sumenep Mayor Cba Ari Pamungkas menambahkan, jajaran TNI melalui Babinsa siap membantu pendampingan imunisasi di seluruh wilayah kecamatan.
Menurutnya, keterlibatan TNI adalah bentuk dukungan penuh terhadap program pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.
Kegiatan imunisasi ORI (Outbreak Response Immunization) campak akan terus digencarkan.
“Langkah ini diharapkan dapat memutus rantai penularan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi,” ungkap Kasdim.
Kunjungan Menkes ke Sumenep ini menegaskan keseriusan pemerintah pusat dalam merespons cepat kasus campak yang muncul di daerah, serta memastikan setiap anak mendapatkan hak kesehatan yang sama.
Menkes Budi Gunadi menambahkan pemerintah terus mengupayakan percepatan penanganan KLB melalui gerakan imunisasi massal. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, aparat TNI-Polri, hingga pemerintah daerah.
“Campak dapat dicegah dengan imunisasi. Kami meminta masyarakat lebih sadar pentingnya vaksinasi demi melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya,” ujarnya.
Kegiatan imunisasi massal ini ditargetkan menyasar anak usia 9 bulan hingga 7 tahun. Dinas Kesehatan bersama puskesmas setempat menurunkan tim medis di berbagai sekolah dan fasilitas kesehatan untuk memperluas cakupan. (Red)