Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 8 Desember 2016- Gembar-gembor soal penerbangan komersial di Bandara Trunojoyo Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada tahun 2017, terancam gagal. Sebab, gedung lantai dua milik SMA PGRI Sumenep yang dinyatakan masuk obstacle atau pengganggu keselamatan penerbangan tidak bisa dipangkas tahun ini.
“Kami tidak berani membentur aturan. Pemangkasan gedung lantai dua SMA PGRI Sumenep, harus menunggu hasil appraisal (taksiran harga),” tegas Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang (Cikatarung) Sumenep, Bambang Irianto, Kamis (8/12/2016).
Ia memastikan, selama hasil appraisal belum turun, pemangkasan gedung lantai dua SMA PGRI Sumenep tidak akan dilakukan, sekalipun untuk kepentingan penerbangan di Bandara Trunojoyo.
“Lebih baik ikuti saja aturannya. Kalau appraisal sudah turun kami akan langsung memulai pekerjaan pemangkasan tersebut,” tukasnya.
Menurut Bambang, sebenarnya dana pemangkasannya tidak ada masalah dan sudah dianggarkan di APBD Perubahan tahun ini. Namun, pemangkasan tetap menunggu hasil appraisal.
“Kalau dilihat dari waktunya, tidak mungkin pekerjaan pemangkasan itu dilakukan tahun ini. Terlalu mepet,” paparnya.
Selain itu, untuk merealisasikan pemangkasan gedung lantai dua SMA PGRI yang menjadi penghambat keselamatan penerbangan Bandara Trunojoyo itu perlu koordinasi lintas sektoral.
“Saat ini, kami perlu melakukan koordinasi lintas sektoral dulu. Banyak hal yang harus dibicarakan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Wahyu Siswoyo menyatakan, jika Bandara Trunojoyo pada tahun 2017 sudah bisa dipakai untuk penerbangan komersial dengan pesawat ATR 70.
Saat ini, landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo Sumenep sudah 1.600 meter dengan lebar 30 meter.
“Kalau soal landasan pacu pesawat tidak ada masalah. Bandara Trunojoyo ini sudah layak disinggahi pesawat komersial ATR 70 atau pesawat berkapasitas 70 penumpang,” ujarnya.(Nita)