Setahun, Inflasi Sumenep sebesar 2,19 persen

oleh -41 views
Setahun, Inflasi Sumenep sebesar 2,19 persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno

Seputarmadura.com, Sumenep, Rabu 4 Januari 2017- Selama tahun 2016 atau tahun kalender (Januari-Desember 2016), inflasi Sumenep sebesar 2,19 persen. Inflasi setahun ini dibawah Jawa Timur dengan angka sebesar 2,74 persen dan juga inflasi Nasional sebesar 3,02 persen.

Namun inflasi pada bulan Desember 2016 Sumenep sebesar 0,53 persen, Jawa Timur 0,56 persen dan Nasional sebesar 0,42 persen.

“Dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami inflasi, dua kelompok mengalami deflasi dan dua kelompok lainnya relatif stabil,” kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, Rabu (4/1/2017).

Ia menuturkan, untuk kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,10 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen.

“Kelompok sandang mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,95 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi terendah sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga relatif stabil,” paparnya.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah telur ayam ras, tongkol pindang, daging sapi, tongkol/ambu-ambu, udang besar, apel, cakalang/sisik, minyak goreng, bawang putih dan cabai rawit.

“Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bawang merah, emas perhiasan, cabai merah, bayam, layang/benggol, ketimun, bandeng/bolu, daging ayam kampung, kelapa dan magic com,” urainya.

Dari 8 kota IHK di Jawa Timur mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di kota Jember mencapai 0,93 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Kota Kediri yaitu sebesar 0,36 persen dan Sumenep berada di posisi ke empat.

“Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember 2016) Sumenep sebesar 2,19 persen, Jawa Timur sebesar 2,74 persen dan Nasional sebesar 3,02 persen,” ujarnya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi selama tahun 2016 adalah bawang putih, cabai merah, minyak goreng, tarif air minum PAM, rokok kretek, makanan ringan, sepeda motor, sewa rumah, tongkol pindang dan jeruk.

“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi selama tahun 2016 adalah bensin, beras, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, semen, bahan bakar rumah tangga, kacang tanah, jeroan dan laptop,” pungkasnya.(Nita)

No More Posts Available.

No more pages to load.