Seputar Madura, Sumenep 17 Agustus 2016- Beragam cara syukuran dalam setiap momentum kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan disetiap daerah pasti tak lepas dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Gagasan yang lahir pada tahun 1946 saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Presiden pertama Repuplik Indonesia memerintahkan ajudannya agar ada pengibar bendera saat pelaksanaan upacara kemerdekaan.
Kemudian Mayor (Laut) Husein Mutahar, Ajudan Presiden berpikir bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Dari itulah setiap moment upacara kemerdekaan tak lepas dari Paskibraka yang direkrut dari unsur pemuda dengan ketentuan tertentu sampai saat ini.
Maka tak ayal kemudian jika paskibraka menjadi hal yang menarik dalam setiap momentum detik-detik kemerdekaan terutama pembawa bendera merah putih yang akan dikibarkan.
Safira Sofiana Ulfa salah satu membawa bendera pada saat upacara peringatan 17 agustus di halaman pemkab sumenep bercerita bahwa menjadi pembawa bendera dan pengibar bendera antara senang dan deg-degan.
“Antara Senang dan deg-degan mas, Senang karena jadi pembawa bendera, deg-degan takut kenapa-kenapa gitu, Tapi Alhamdulillah lancar” kata ulfa Rabu, (17/8/2016) sembari tersenyum.
Perempuan berparas cantik dan murah senyum itu adalah siswa Kelas XI Jurusan IPA di Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) 1 Sumenep atau dikenal dengan SMANSA. (D4N1)