Penyembuhan Pasien TBC di RSUD Sumenep Kian Ditingkatkan

oleh -29 views

Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 15 September 2022 Penyembuhan pasien penderita Tuberkulosis (TBC) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kian ditingkatkan secara maksimal.

Penyakit TBC sendiri, merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis, dimana penyakit jenis ini bisa berakibat fatal bagi penderita.

Tentu hal ini menjadi salah satu upaya pemerintah daerah melalui RSUD dr. H. Moh. Anwar untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat setempat. Bahkan, satu-satunya rumah sakit plat merah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sumenep, menyiapkan pelayanan yang mumpuni dan efisien untuk pengobatan TBC.

Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr Erliyati melalui Kasi Humas, Arman Endika Putra menjelaskan, jika pada awal Agustus 2022, Rumah Sakit milik daerah itu telah melakukan serah terima pasien khusus pasien TBC RO dari RSUD Waru Kabupaten Pamekasan.

“Nantinya, rumah sakit milik Pemkab Sumenep itu akan memisahkan antara pasien TBC yang Sensitif Obat (SO) dan Resisten Obat (RO)” katanya, Selasa (30/8/2022).

Arman menyebutkan, saat ini pelayanan dan fasilitas RSUD dr Moh Anwar Sumenep telah mumpuni, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien TBC. Selain pasien umum lainnya.

“Kita mendapatkan pasien dari rumah sakit waru pamekasan, khususnya penyakit TBC. Rumah sakit sudah memberikan pelayanan terbaik kepada pasien diagnosa TBC yang RO maupun SO,” terangnya.

Bahkan lanjut Arman, saat ini pasien pengidap penyakit TBC akan mendapatkan proses penyembuhan secara maksimal. Dimana penanganannya kata dia, ada perbedaan dalam proses penyembuhan bagi pasien TBC-RO dan TBC-SO.

“Provinsi Jawa Timur melihat jika kami (RSUD Moh. Anwar) dinilai mampu untuk melakukan tatalaksana, karena dilihat angka TBC di Sumenep lumayan tinggi,” ungkapnya.

Kata Arman melanjutkan, pasien TBC-RO sistem pengobatannya memiliki durasi yang cukup lama. Sedangkan untuk pasien TBC-SO juga memiliki sistem yang sebaliknya. Penyembuhan TB memakan waktu antara 4 sampai 6 bulan dan secara kontinyu mengkonsumsi obat setiap hari.

“Maka, apabila pihak pasien sekali saja tidak mengkonsumsi obat, tentu akan mulai dari awal lagi dan kemungkinan dia akan resisten dengan obat,” tuturnya.

Sementara Arman menyebutkan, dalam proses perawatan, antara pasien diagnosa TBC-RO dan TBC-SO harus terpisah, tidak boleh berada dalam satu kamar perawatan.

“Sebab sangat tinggi potensinya dan berbahaya terhadap yang SO dan jenis pengobatannya beda dengan obat TBC biasa atau dengan yang TBC RO,” tandasnya.

Dikatakan Arman, untuk sementara penyembuhan terhadap penyakit TBC-RO diperlukan tempat khusus. Sebab sangat efektif penularannya jika berada di tempat yang tertutup. Sehingga penangananya pun sangat hati hati.

“Penderita penyakit TBC ini sangat diperlukan paparan matahari, dan itu harus sering dilakukan” demikian Arman menyebutkan. (Yun/Hen)