Seputar Madura, Sumenep (29 Juli 2016)- Banyaknya motif dan pelaku kasus dugaan pembunuhan di wilayah hukum Mapolres Sumenep, Madura, Jawa Timur menuai kritikan dari sejumlah kalangan. Pengamat Hukum Ach Novel mengatakan, belum terungkapnya motif dan pelaku dugaan korban pembunuhan itu menunjukkan kinerja Polisi dilingkungan Mapolres Sumenep sangat lemah.
Menurutnya, secara tugas kenegaraan keamanan semua masyarakat di Sumenep merupakan tanggungjawan aparat kepolisian. Dengan begitu selama ini peran kepolisian dalam menjamin keaman warga belum maksimal.
”Kinerja aparat Kepolisan masih dipertanyakan. Masak dari sekian banyak perkata dugaan pembunuhan tidak satupun yang berhasil diungkap,” katanya.
Advokad senior itu mengatakan, dilihat dari perkembangan zaman utamnaya dibidang tekhnologi sangat pesat. Begitupula sejumlah alat teknologi yang dimiliki jajaran Kepolisian juga dipastikan semakin canggih.
”Jadi, jika untuk mengungkap kasus kami kira semakin mudah,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar Kapolres Sumenep yang saat ini dijabat oleh Rendra Radita Dewayana, untuk segera mengevaluasi semua anggota kepolisian. Baik, ditingkat Kapolsek maupun dilingkungan Mapolres setempat.
”Kinerja Kapolsek, Reskirim, Intel di Polsek itu perlu dievaluasi. Termasuk juga Kasat Reskrim dan juga Kasat Intel Polres segera dievaluasi,” tegasnya.
Sebelumnya, Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Hasanuddin membenarkan, jika motof dan pelaku kasus dugaan korban pembunuhan tidak satupun yang berhasil terungkap.
Kendati demikian, proses hukum kasus tersebut hingga saat ini masih terus jalan. ”Belum, saat ini semua kasus itu dalam tahap penyelidikan,” kata mantan Kapolsek Manding saat ditanya alasan belum terungkapnya kasus tersebut.
Untuk diketahui, Berdasarkan catatan Seputarmadura.com, sejak empat bulan yang lalu terdapat tiga kasus dugaan pembunuhan. Pertaman dugaan pembunuhan atas nama Anwar, (36), Warga Dusun Logi Kantang, Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget, yang ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di pinggir pantai di Desa Cabbiya kecamatan Talango.
Kemudian, yang menimpa korban atas nama Herman (41), warga Desa Jambu Air, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur ditemukan tewas mengenaskan di Dusun Sabe Saebu, Desa Tarebung, Gayam atau sebelah SDN Tarebung. Peristiwa tersebut terjadi pada 8 Juni 2016. Yang terbaru kasus dugaan pembunuhan yang menimpa Debag alias Pak Sira (80), warga Dusun Platokan, Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Senin (25/7) pekan lalu.
Debeg ditemukan tewas mengenaskan ditengah kebun cabe yang berada di sebelah timur rumah korban sekitar 150 meter. Hingga saat ini, Kamis (28/7) Polisi belum mengetahui motif penemuan mayat yang diduga menjadi korban pembunuhan. Sebab, tiga warga itu meninggal dalam keadaan yang tidak wajar. (Jd)