Payah! Visit Sumenep 2018 di Keluhkan Warga

oleh -591 views
Aktivis Menilai Visit Sumenep Year 2018 Alasan Hambur-Hamburkan Uang Rakyat
Ilustrasi

Seputarmadura.com, Sumenep, Sabtu 4 Maret 2017- Payah! Program Visit Year atau tahun kunjungan wisatawan 2018 yang dijadikan jargon Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendapat keluhan warga sekitar destinasi wisata.

Pasalnya, program Visit Sumenep 2018 yang dianggarkan Rp 4 milyar yang akan mendatangkan 10 juta wisatawan itu belum menyentuh masyarakat sekitar lokasi. Bahkan parahnya, masyarakat sekitar lokasi yang dijadikan destinasi wisata itu tidak tahu-menahu apa itu Visit Sumenep 2018. Dan ini pasti akan jadi kendala mengingat peran masyarakat setempat sangat dibutuhkan.

Seperti yang diungkapkan oleh Taufiq Hariyanto, warga Desa Semaan, Kecamatan Dasuk yang merupakan salah satu warga sekitar Pantai Slopeng pada Sabtu (4/3/17) pagi. Dia mengatakan bahwa tidak mengetahui apapun terkait tahun kunjungan wisatawan 2018 ini, bahkan ia mengakui bahwa masyarakatnya tidak tahu apa-apa terkait Visit Sumenep 2018.

“Kami nggak tau kalau ada program Visit-visit itu,” katanya, Sabtu (4/3/2017).

Taufiq, yang dikenal sebagai seorang guru itu sedikit terkejut ketika ditanyakan kesiapan menyambut wisatawan lokal atau asing yang diwacanakan 10 juta akan datang ke Sumenep. Dia tegas meminta pemerintah segera mensosialisasikan program itu. Karena nilainya, masyarakat didaerahnya itu cukup agamis.

“Setidaknya ada sosialisasi lah kepada kami. Biar kami tahu apa itu Visit Sumenep 2018 dan apa saja target pemerintah yang akan dilaksanakan pada tahun itu,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh masyarakat bibir Pantai Sembilan, Rody Hartono. Ia kecewa kepada pemerintah yang terkesan mengesampingkan masyarakat dalam mensukseskan program Visit tersebut. Ia memandang pemerintah hanya menganggarkan, hanya melaksanakan pekerjaannya dan tidak mau tahu masyarakatnya.

“Dalam mensukseskan program tersebut kan masyarakat sekitar lokasi seharusnya sudah siap dalam menerima tamu-tamu wisatawan itu. Tapi sampai sekarang masyarakat disini belum tahu apa-apa,” tukasnya dengan nada kecewa.

Pentolan aktivis PMII itu juga meminta kepada pemerintah dalam melaksanakan program itu jangan hanya duduk dikursi dan merencanakan saja, namun harus turun dan dekati langsung masyarakat awam yang berada disekitar tempat wisata. Karena baginya, masyarakat kota dengan masyarakat desa janganlah disamakan tentang pemahaman dan kesiapan menerima Visit Sumenep itu.

Selain itu, ia juga mengharapkan agar pemerintah tidak cuma dianggaran saja yang besar. Melainkan juga ada pekerjaan tepat dalam menyongsong Visit Sumenep 2018.

“Mewakili masyarakat sekitar Pantai Sembilan, kami mengharapkan pemerintah segera sosialisasikan kegiatan (Visit Sumenep 2018, red) itu,” pungkasnya.

Seperti diketahui bersama, persiapan menuju tahun kunjungan itu yang dianggarkan 4 milyar dinilai cukup fantastis dan terlalu mepet. Bahkan konsep yang dicanangkan Pemkab setempat dinilai tidak matang.

“Saya pesimis berjalan maksimal,” kata Yusup, salah satu aktivis pengamat kebudayaan di Sumenep.

Ia menuturkan bahwa pemerintah dalam hal ini terkesan tidak bertanggungjawab terhadap persiapan visit tersebut. Bahkan ia memandang, beberapa cagar budaya dan sejumlah destinasi wisata itu masih belum maksimal.

Kemudian ketua umum IPNU Sumenep, A. Wasil, bahwa Sumenep ini mayoritas kaum agamis. Untuk menerima ribuan wisatawan asing itu masih diperlukan dengan pendekatan persuasif.

Ia menilai, masyarakat Sumenep masih belum siap dengan Visit Sumenep 2018. Bahkan ia meminta agar pemerintah segera turun langsung menemui masyarakat pedesaan di Sumenep.

“Pemerintah harus turun langsung ke masyarakat. Jangan hanya mencanangkan saja. Agar tau bagaimana keadaan masyarakat dengan adanya Visit 2018 ini,” pungkasnya. (Fik/Nita)

No More Posts Available.

No more pages to load.