Merasa Dibohongi, Peserta Kacong Cebbing Wadul Kantor Dewan

oleh -189 views
Merasa Dibohongi, Peserta Kacong Cebbing Wadul Kantor Dewan

Seputar Madura, Sumenep 1 September 2016 RR. Nanda Aprilia salah satu peserta Duta Kacong Cebbing Sumenep Tahun 2016 mendatangi Kantor DPRD setempat, Kamis (1/8/2016). Maksud Kedatangan mereka untuk mencari keadilan setelah dirinya tersisihkan dari ajang perlombaan bergengsi itu dengan alasan yang dinilai tidak rasionalisasi.

“Saya hanya minta keadilan, kenapa nama saya dicoret, Padahal saya masuk 10 besar,” kata RR Nanda Dela Aprilia Putri Kusuma, Kamis (1/9/2016).

Aprilia merupakan  peserta Kacong Cebbing yang dilahirkan dari pasangan Suamico isteri RM Farid Candra Kusuma dengan RA Dewi Revalita Dewi Maduratna. Saat ini mereka tinggal di Jalan Semangka Blok Mawar Perumahan Bumi Sumekar Asri, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep.

Namun sayang, mereka terpaksa harus pulang dengan tangan kosong, karena saat itu tidak ada satupun anggota DPRD yang ngantor.

Dalam kompetisi yang digelar di SKD Batuan itu jumlah peserta sebanyak 57 peserta. Dari 57 peserta itu panitia mengambil sebanyak 15 orang yang bakal mengikuti ajang perlombaan selanjutnya.

Secara adminitrasi berada diurutan nomor 33 dari jumlah peserta sebanyak 57 orang. Setelah mengikuti seleksi awal dirinya mendapatkan nilai tinggi, itu dibuktikan dirinya berada diurutan nomor 9 dari 15 peserta yang lulus seleksi tahap awal. Tapi tidak lama kemudian nama Aprilia tidak ada yang diduga karena dicoret.

Setelah ditelusuri, alasan dicoretnya nama wanita keliharan 8 April 1996 karena tinggi badan tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh panitia.

Sesuai ketentuan, semua peserta harus memiliki tinggi badan 158 Cm atau minim la 155 Cm. Sedangkan Aprilia hanya memiliki tinggi badan 152 Cm.

“Anehnya, banyak peserta yang mengikuti tehnekal meting yang lebih pendek dari pada saya. Kenapa kok itu diluluskan, Apa karena saya orang kecil yang tidak memiliki kekuatan di Dinas,” kesalnya.

Padahal menurut mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) itu dari segi kualitas, dirinya tidak kalah saing dengan peserta lain. Itu dibuktikan setelah dirinya mengikuti seleksi awal. Hampir semua pertanyaan yang dilintasi an oleh panitia, baik yang berbahaya Inggris maupun bahasa indonesia di jawab dengan lancar.

“Anehnya lagi, peserta laki-laki tinggi badannya tidak diukur. Kalau saya sih tidak masalah, karena ini kompetisi. Namun, mama saya yang ngotot, karena menurut mama ini sudah rizki aku tapi dicoret oleh seseorang,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Disbudparpora Sumenep Sufiyanto mengatakan, dirinya sudah mengetahui soal permasalahan tersebut. Karena yang bersangkutan pernah komplin kepada panitia.

“Kalau kami tidak tahu banyak soal itu, karena yang menentukan adalah juri,”  jelasnya. (Jd)

No More Posts Available.

No more pages to load.