Ketua Kadin Sumenep : Saatnya Kepulauan Punya Gudang Penyangga Kebutuhan Pokok

oleh -68 views
oleh
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2019/01/Ketua-Kadin-Sumenep-Saatnya-Kepulauan-Punya-Gudang-Penyangga-Kebutuhan-Pokok.jpg
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sumenep, Hairul Anwar

Seputarmadura.com, Sumenep, Rabu 23 Januari 2019- Setiap memasuki musim angin kencang dan gelombang tinggi, kawasan Kepulauan di Sumenep, Madura, Jawa Timur, selalu dilanda persoalan kekurangan kebutuhan pokok akibat tidak adanya kapal yang melaut. Kondisi itu dinilai oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sumenep, Hairul Anwar, bahwa kabupaten paling ujung timur Pulau Madura ini, sudah saatnya kepulauan mempunyai gudang penyangga kebutuhan pokok.

“Gudang penyangga ini besar manfaatnya ketika musim angin seperti saat ini, guna memenuhi kebutuhan pokok masyarakat kepulauan di Sumenep,” tutur Hairul, Rabu (23/1/2019).

Ia menuturkan, jika berbicara persediaan beras selama tiga bulan ke depan, untuk Kabupaten Sumenep dipastikan aman. Namun, yang perlu dipikirkan adalah masyarakat di kepulauan. Mereka selalu kekurangan sembako disaat cuaca lautan sedang buruk. Gelombang tinggi menghambat kapal untuk beroperasi.

“Hal inilah perlu diperhatikan secara serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep. Ya salah satunya harus memiliki gudang penyangga sembako di kepulauan,” paparnya.

Menurutnya, gudang-gudang penyangga itu dibuat di tiap-tiap pulau seperti Kangean, Sapeken, Masalembu, Raas, Sapudi, dan Giligenting.

“Gudang penyangga ini untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat kepulauan, agar masyarakat di kepulauan tidak bingung lagi soal persediaan sembako,” tandasnya.

Hairul yang juga seorang pengusaha muda ini mengaku sudah sering menyampaikan mengenai kebutuhan gudang penyangga di kepulauan. Akan tetapi, faktanya hingga awal tahun 2019, belum ada program yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat kepulauan disaat cuaca buruk seperti saat ini.

“Ini sangat penting dan masuk kategori berbahaya kalau dibiarkan. Karena persoalan kelangkaan kebutuhan pokok terjadi disaat gelombang tinggi menerjang perairan Sumenep yang mengakibatkan moda transportasi tak bisa berlayar,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Hairul, kebutuhan pokok diantaranya beras di Sumenep sangat tinggi. Sementara produksi padi di wilayah setempat, tidak sebanding dengan yang dibutuhkan.

Sesuai data di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, luas area padi di Kabupaten Sumenep, pada musim tanam 2018-2019 ialah sekitar 25 ribu hektare lebih. Sehingga produksi padi bisa mencapai 162.500 ton dalam satu musim untuk sekali tanam.

“Kalau dibandingkan dengan kebutuhan beras penduduk Sumenep yang mencapai 1 juta jiwa lebih, maka produksi padi masih kurang. Mengingat lahan yang ada di bumi sumekar ini sebagian besar masih tadah hujan sehingga waktu efektif bagi petani untuk bercocok tanam, yakni pada musim hujan,” pungkasnya. (Nit)

No More Posts Available.

No more pages to load.