Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 16 Februari 2017- Luapan air sungai yang menggenangi rumah warga di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meluas. Untuk menanggulangi bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Sumenep, pemerintah setempat menyediakan anggaran sekitar Rp 5 miliar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Saiful Arifin, mengatakan, anggaran Rp5 miliar tersebut diperuntukkan semua bencana alam, bukan hanya banjir dan longsor.
“Saat ini bantuan bencana alam tidak hanya terfokus pada banjir dan longsor, tapi semuanya yang tergolong bencana alam ya kita bantu. Tapi tidak besar,” terangnya, Kamis (16/2/2017).
Ia memaparkan, hasil pendataan sementara bahwa tahun ini terjadi peningkatan cakupan daerah rawan banjir dan longsor. Diduga akibat intensitas hujan yang tinggi. Ditambah maraknya penebangan pohon oleh masyarakat di beberapa daerah sehingga memicu berkurangnya kawasan serapan air dan pergerakan tanah.
“Sudah hukum alam. Semakin mengikis pohon sebagai tumbuhan penyerap air dan berkurangnya lahan serapan, maka banjir akan selalu datang dikala turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi,” tukasnya.
Menurutnya, dibanding tahun sebelumnya, luasan daerah banjir tahun ini meningkat 20 persen. Sedangkan kawasan rawan terjadi longsor meningkat 15 persen.
Beberapa daerah yang sebelumnya tak terdampak banjir, kali ini terdampak. Seperti Desa Pakondang Kecamatan Rubaru, Desa Saronggi Kecamatan Saronggi, dan Desa Jenangger Kecamatan Batang-batang.
Sedangkan daerah rawan longsor, menurutnya, bertambah dua desa dari sebelumnya enam desa. Dua desa dimaksud ialah Desa Soddere Kecamatan Pasongsongan dan Desa Batuampar Kecamatan Guluk-Guluk.(Nita)