Seputar Madura, Sumenep, Kamis 3 November 2016- Kapolres Sumenep, Madura, Jawa Timur AKBP H Joseph Ananta Pinora melakukan pemantauan langsung kandasnya kapal yang bermuatan batu bara di Pulau Gili Labak, Desa Kombang, Kecamatan Talango.
Melihat kemiringan kapal pengangkut batu bara yang kandas di pulau Gili Labak ini, diduga kuat banyak ekosistem laut yang rusak, terutama terumbu karang yang berada didalam perairan laut.
“Jika dilihat dari kemiringan kapal, dapat dipastikan sejumlah ekosistem yang berada didalam laut mengalami kerusakan,” kata Kapolres Sumenep, saat melakukan pemantauan kandasnya kapal batu bara di pulau Gili Labak, Kamis (3/11/2016).
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada perusahaan dari pemilik kapal ini segera mengevakuasi kapalnya yang kandas tersebut, agar tidak membuat semakin banyak ekosistem laut yang rusak.
Sebab jika terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan, terumbu karang yang berada didalam laut akan mengalami kerusakan. Dan jika ada terumbu karang yang rusak maka akan dikenakan Undang-undang nomor 27 tahun 2007, yakni setiap orang dilarang merusak ekosistem terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung, dan bisa di kenakan pidana 10 tahun penjara atau denda Rp 10 miliar.
“Jadi saya harap perusahaan dari pemilik kapal batu bara ini, segera mengevakuasi kapalnya agar tidak merusak terumbu karang yang berada didalam perairan Pulau Gili Labak dan mengganggu para wisatawan yang akan berkunjung,” ujar orang nomor satu di Polres Sumenep ini.
Perlu diketahui, Sebanyak 12.520 Mega Ton Batu Bara nyaris tenggelam di Pulau Gili Labak, Desa Kombang, Kecamatan Talango, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Belasan ribu mega ton batu bara itu diangkut kapal tongkang MDM 4 milik PT. MERATUS ADVANCE MARITIM yang diderek TB MDM Balik Papan, dari asam-asam anchorage area, Kalimantan dengan tujuan Paiton, hingga saat ini tesendat perjalanan laut akibat kapal derek kandas di Pulau Gili Labak, Sumenep. (RH)
