Seputar Madura Sumenep, 10 Agustus 2016- Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, untuk menjadikan rumput laut sebagai lumbung perekonomian mikro terus dilakukan. Bahkan, tahun ini Pemerintah Daerah berencana akan mendatangkan bibit non lokal sebagai pengganti bibit lokal.
”Sesuia hasil pantaua keberadaan bibit lokal di Sumenep layak diganti. Selaian kualitasnya rendah karena rentan tekena penyakit, juga harganya sangat murah. Saat ini harga bibit haya berkisar Rp2 ribu prkilogram,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sumenep, Moh Jakfar, Rabu (10/8/2016).
Dikatakan, untuk merubah jenis bibit tersebut DKP telah menyediakan anggaran sebesar Rp1,8 miliar. Dana miliaran tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang bersumberkan dari dana APBN.
Direncanakan selain untuk pengadaan bibit non lokal. Seperti yang sering dibudidaya oleh petani didaerah lobok, dan lampung, juga akan digunakan untuk pengadaan tali.
Saat ini semua persyaratan kelompok calon penerima sudah disiapkan, mulai dari badan hukum, nama kelompok dan juga jumlah kelomok, bahkan beberapa waktu lalu telah melakukan sosialisasi.
”Harga bibitnya sangat mahal, kalau tidak keliru mencapai Rp65 rinu perkologram,” jelasnya.
Bahkan tahun ini, lanjut Jakfar, DKP berencana untuk meciptakan kawasan kebun bibit. Rencananya itu akan dilakukan di Kecamatan, Saoronggi, Bluto, Sapeken dan Kecamatan Ra’as. Nantinya, bibit yang ditanam menggunakan bibit jenis non lokal. Setiap kali musim tanam petani bisa mendapatkan bibit tersebut secara gratis. Karena bibit tersebut tidak untuk dikeringkan melainkan.
”Bantuan dari pemerintah pusat itu sudah masuk proses tender. Kami ingin seceatnya bisa direalisasikan,” tegasnya. (Jd)