Seputar Madura, Sumenep (26 Juli 2016)- Gara-gara batnuan Rehab Kelas Baru (RKB) pada tahun 2015 tidak merata, banyak sekolah di kepulauan Kangean dibiarkan rusak. Akibat bantuan yang bersumberkan dari APBN maupun APBD tingkat I maupun APBD tingkat II banyak sekolah dasar yang hingga saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Sekretaris Komisi IV DPRD Sumenep, Moh Imran mengatakan, dari hasil reses yang dilakukan, banyak warga yang mengeluh lantaran banyak gedung sekolah plat merah yang tidak layak huni.
”Banyak sekolah yang rusak dan tidak pernah mendapat bantuan. Ada pula sekolah yang setiap tahun selalu menadapat bantuan, seperti yang terjadi di salah satu sekolah di Kecamatan Arjasa,” katanya, Selasa (26/7/2016).
Menurut Politis Partai Hanura ini, kondisi gedung yang tidak mendukung itu dinilai menggangu terhadap proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Oleh sebab itu pihaknya menghimbau Disdik untuk melakukan evaluasi. Sehingga, sekolah yang mendapatkan secara berturut setiap tahun.
”Ini perlu dilakukan evaluasi. Kasihan sekolah lain yang sangat memerlukan bantuan,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Disdik Sumenep A Shadik mengatakan, semua bantuan yang telah disalurkan sudah tepat sasaran. Karena sebelum bantuan disalurkan, Disdik masih melakukan evaluasi. Baik, penerima bantuan dari DAK ataupun bantuan yang lain.
Tahun 2015 Disdik mendapatkan bantuan DAK sebesar Rp 33 miliar lebih. Sedangkan tahun 2016 mendapatkan anggaran DAK sebesar Rp14 miliar. ”Tahun ini DAK hanya dialokasikan kepada sekolah tingkat dasar,” jelasnya. (Jd)
