Seputarmadura.com, Pamekasan, Rabu 15 Maret 2017- Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf yang akrab dipanggil Gus Ipul, menegaskan bahwa penyakit kusta bukanlah kutukan dan bisa disembuhkan.
Pernyataan ini disampaikan Gus Ipul,usai mencanangkan Jatim eliminasi kusta 2017 dalam giat Sosialisasi Pemberian Makanan Tambahan dan Pencanangan Jatim Eliminasi Kusta (Jelita) 2017 di lapangan pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Rabu (15/3/2017).
“Dengan gerakan Jelita ini kita berupaya menekan tingginya penderita kusta di Jawa Timur, artinya bahwa kita ingin terus menurunkan prevalensi red dibawah 1 per 10 ribu penduduk,” ungkapnya, Rabu (15/3/2017).
Sekarang ini tambah Wagub Jatim ke 4 itu, masih ada daerah yang diatas 5 per 10 ribu penduduk, ada pula yang dibawah 5, bahkan sudah ada yang dibawah 1 per 10 ribu penduduk.
“Nah kita ingin nantinya semua itu minimal 1 atau dibawah 1 per 10 ribu penduduk, itu target kita,” kata Gus Ipul.
Pencapaian itu perlu kerja keras dan dukungan semua pihak karena masyarakat masih beranggapan penyakit ini sebagai kutukan sehingga mereka dikucilkan dan tidak dilaporkan sehingga tidak memiliki peluang untuk diobati.
Sejumlah upaya dilakukan diantaranya memberikan makanan bergizi dan berprotein tinggi bagi ibu-ibu hamil dan anak-anak terutama yang berpotensi terkena kusta serta melakukan pendataan terhadap penderita kusta baru.
Sebab, menurut data WHO, jumlah penderita kusta di Indonesia berada di posisi ke 3 di dunia setelah India dan Brasil, 23 persen diantaranya berada di Jatim dan 35 persen dari seluruh penderita kusta di provinsi ini berada di Madura.
“Saya berharap keluarga atau penderita kusta di JawaTimur khususnya di Maduraagartidak segan-segan melapor dan berobat secara mandiri karena pada dasarnya pengobatan ini gratis,”tegasnya.
Sementara itu, Bupati Pamekasan Ach Syafii Yasin menambahkan, meskipun penyandang kusta di Pamekasan kasusnya tidak terlalu signifikan akan tetapi bila tidak tertangani secaraserius bisa berdampak terhadap percepatan pembangunan yang disebabkan oleh terjadinya penularan terhadap orang lain terutama lingkungan sekitar sehingga penderita akan selalu bertambah banyak.
“Kalau Jawa Timur mempunyai gerakan Jelita maka Pamekasan memiliki gerakan Pelita, yakni Pamekasan Eliminasi Kusta,” tutur Ach Syafii Yasin.
Dan untuk mewujudkan Pelita, pemkab melalui Dinas Kesehatan setempat telah melakukan sosialisasi kepada tokoh-tokoh agaman, tokoh masyarakat serta para stakholder se Pamekasan agar tidak mengucilkan penderita kusta.(Dre/Nita)