Seputar Madura Sumenep, 8 Agustus 2016- Sumenep – Belum adanya pembangunan listrik di Kecamatan/Pulau Ra’a, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyebabkan tarif listrik mahal.
Ketua Forum Pemuda Ra’as (FPR) Suryadi menjelaskan, akibat belum adanya pembangunan kelistrikan, meyebabkan tarif listrik yang harus ditanggung masyarakat di Kecamatan/Pulau Ra’as mahal.
Saat ini perusahaan swasta mematok satu lampu sebesar Rp35 ribu perbulan. Sedangkan untuk TV dan Kulkas dipatok Rp45 ribu per bulan. Mayoritas setiap kepala keluarga menggunakan lampu sebanyak 3 lampu. Jadi, beban yang harus ditanggung oleh masyarakat setiap bulan minimal sebesar Rp105 ribu.
Jika tiga lampu itu ditambah penggunaan TV dan Kulkas, maka setiap bulan masyarakat mempunyai kewajiban untuk membayar listrik sebesar Rp185 ribu.
”Kalau dibandingkan di daerah daratan, ini sudah cukup untuk dua bulan. Itupun dengan pemakaian yang mencapai empat kali lipat. Makanya, kami harap pemerintah daerah serius mengawal pembangunan kelistrikan ini,” jelasnya, Senin (8/8/2016).
Mantan Aktifis PMII itu menyakini pembangunan kelistrikan itu harus ada campur tangan dari sejumlah pihak, termasuk investor dan pemerintah pusat. Sebab, jika hanya mengadalkan APBD, sangat tidak mungkin bisa terealisasi. Kerena anggaran yang dipatok sangat terbatas.
Menurutnya, anggaran kelistrikan tahun ini hanya sebesar Rp5 miliar sedangkan tahun 2017 diperkirakan hanya Rp10 miliar. Itupun untuk semua daerah di Kabupate Sumenep.
”Seperti pembangunan pelabuhan Brakas, itu awalnya dibiayai APBN yang kemudian diteruskan oleh pemerintah Provinsi. Saat ini sudah bisa dinikmati oleh masyarakat,” tegasnya. (Jd)