Seputarmadura.com, Sumenep, Sabtu 25 April 2020- Apabila anda berkunjung ke museum Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur, tidak lengkap jika belum mengunjungi Taman Sare.
Lokasi taman sare itu berada di sisi timur pintu masuk Keraton Sumenep. Sampai saat ini taman peninggalan kerajaan Sumenep ini terjaga dengan rapi.
Keraton Sumenep, yang di dalamnya terdapat taman sare itu konon menjadi pelarian terakhir Sri Narariya Sanggrama Wijaya. Sehingga banyak menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah yang sampai kini terawat dengan rapi.
Pada hari normal, keraton tersebut tak surut dari pengunjung atau wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Bukan hanya bangunan dan senjata-senjata yang tersimpan disana, namun peninggalan lainnya menjadi bukti sejarah yang memiliki nilai magis. Taman Sare misalnya.
Taman Sare ini adalah sebuah taman yang berada di kompleks keraton, tepat berada di sebelah timur keraton. Disana terdapat sebuah mata air yang mengalir ke arah selatan. Dahulu kala, taman sare merupakan tempat pemandian para putri keraton maupun permaisuri Sultan.
“Berdasarkan sejarah, Keraton Sumenep ini dibangun oleh putra Bindara Saod yang bernama Panembahan Sumolo atau Pangeran Nata Kusuma I yang nama aslinya Hasiruddin. Bangunan keraton beserta taman sare itu didirikan sekitar tahun 1762 dengan dibantu arsitek dari China bernama Lao Pi Ango,” ujar Kepala Bidang Pariwisata Disparbudpora Sumenep, Imam Buchori.
Di dalam taman sare terdapat tiga pintu. Sampai sekarang masing-masing tiap pintu itu dipercaya menyimpan kekuatan magis. Siapa saja yang masuk lewat pintu-pintu tersebut dan membasuh dengan air di taman sare, maka akan mendapatkan keutamaan sumber mata air tersebut.
“Ketiga pintu di taman sare itu, pintu pertama diyakini bisa awet muda, dipermudah mendapatkan jodoh dan keturunan. Pintu kedua dapat meningkatkan karir kepangkatan, dan pintu ketiga diyakini dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan,” paparnya.
Tak jarang para pengunjung ketika ke taman sare selalu membasuh muka dengan air tersebut. (Yan/Nit)