Seputar Madura, Sumenep 20 Agustus 2016- Keberadaan penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur belum memadai. Hingga saat ini baru sebanyak 38 PLKB, idealnya jumlah PLKB sebanyak 167 tenaga penyuluh. Sehingga masih kurang sebanyak 129 PLKB.
“Baru 38 tenaga penyuluh yang kami miliki, itu tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Kalianget, Saronggi, Bluto dan Kecamatan Pragaan,” kata Kepala BPMP dan KB Sumenep Ahmad Masuni, Sabtu (20/8/2016).
Kabupaten Sumenep terdapat 330 desa yang tersebar di 27 Kecamatan daratan dan kepulauan. Dengan demikian satu PLKB harus bertugas memberi penyuluhan diberbagai desa selain desa yang menjadi tempat tugasnya. Idealnya satu PLKB hanya memegang wilayah dua desa.
“Bahkan kalau bisa, ada satu PLKB untuk satu desa. Ini harus menjadi perhatian pemerintah,” jelasnya.
Menurut Masuni, keterbatasan tenaga penyuluh itu berdampak terhadap tidak meratanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi tentang KB kepada masyarakat. ”Tentu penyuluhan tidak merata terutama di daerah kepulauan,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep ini mengumukakan, saat ini, masyarakat memang mulai memahami pentingnya membatasi kelahiran, namun cara yang digunakan pada umumnya masih tradisional, sehingga perlu menjadi target KB. Untuk mengimbangi keterbatasan penyuluh KB itu, Intansinya menggalakkan kegiatan pembinaan melalui melalui Tim KB Keliling ke Kecamatan-Kecamatan.
“Penyuluh merupakan ujung tombak agar program KB bisa berjalan dengan maksimal,” tegasnya. (Jd)