Selama April 2018, Sumenep Alami Deflasi Sebesar 0,02 persen

oleh -41 views
oleh
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman

Seputarmadura.com, Sumenep, Jumat 4 Mei 2018- Selama bulan April 2018, Sumenep mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Deflasi ini satu-satunya dari delapan kota IHK (Indeks Harga Konsumen) di Jawa Timur. Hanya Kabupaten Sumenep yang deflasi sebesar 0,02 persen. Dan tujuh kota lainnya terjadi inflasi.

Tertinggi Jember dengan inflasi 0,40 persen. Diikuti Madiun 0,22 persen, Probolinggo 0,21 persen, Surabaya 0,20 persen, Kediri dan Malang sama-sama 0,14 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,04 persen.

Sedangkan Jawa Timur terjadi inflasi sebesar 0,18 persen dan Nasional juga inflasi 0,10 persen.

“Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalai deflasi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman, Jumat (4/5/2018).

Kelompok pengeluaran yang terjadi inflasi dalh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,34 persen, diikuti oleh kelompok transpor, komunikasi, dan Jasa keuangan sebesar 0,25 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi terendah sebesar 0,12 persen, Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,72 persen.
“Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap Deflasi Sumenep bulan April 2018 ialah beras, cabai rawit, cumi-cumi, pisang, dan kelapa,” ujarnya.

Sedangkan komoditas utama yang memberikan andil terbesar inflasi ialah bawang merah, daging ayam kampung, rokok kretek, telur ayam ras dan bahan pelumas/oli.

“Laju inflasi komulatif Sumenep di bulan April 2018 mencapai 0,71 persen, angka ini lebih rendah dibandlng Jawa Timur sebesar 1,01 persen dan Nasional 1,09 persen,” paparnya.

Sementara laju inflasi Year on Year (YoY) Sumenep di bulan April 2018 mencapai 2,78 persen, angka ini juga Iebih rendah dibandlng YoY Jawa Timur sebesar 3,05 persen dan Y o Y Nasional 3,41 persen. (Nit)

No More Posts Available.

No more pages to load.