Seputarmadura.com, Sumenep, Jumat 17 Maret 2017- Husky CNOOC Madura Limited (HCML) bersama SKK migas menggelar sosialisasi kepada ratusan nelayan di Kecamatan Gayam dan Nonggunong, Pulau Sepudi, Kabupaten Sumenep, guna mempersiapkan pengembangan sumur MDA dan MBH.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kegiatan pengeboran migas ini, karena kami menjunjung tinggi keselamatan lingkungan,” kata perwakilan dari SKK migas Jawa, Bali, Nusa Tengara (Jabanusa), Singgih, Jumat (17/3/2017).
Ia berharap agar masyarakat mendukung kegiatan hulu migas yang masih menjadi tulang punggung APBN.
“Sektor migas ini menyumbang APBN sekitar 20 persen. Masih lumayan besar. Karena itu, kami meminta dukungan dari masyarakat,” ujarnya.
Sementara Head of Relation HCML, Hamim Tohari menjelaskan, kegiatan pengembangan sumur MDA dan MBH akan dimulai sekitar awal April 2017. Karena itu, pihaknya beserta tim melakukan silaturahmi dan sosialisasi kepada warga di Pulau Sapudi.
“Insya Allah pada bulan April, kami akan memulai pengembangan sumur atau kegiatan pengeboran, dengan memasang ‘platform’. Nah karena kami ini menjunjung adat ketimuran, maka kami datang kesini, bertemu langsung dengan warga,” terangnya.
Sosialisasi persiapan pengembangan sumur MDA dan MBH tersebut digelar di kantor Kecamatan Gayam. Selain dihadiri Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) setempat, juga dihadiri perwakilan TNI AL dari Paspotmar Lanal Batuporon.
“Lokasi sumur baru HCML itu berada dalam wilayah latihan TNI AL. Karena itu, kami bertugas mengamankan obyek vital negara,” terang Erdis Suprisancoko, dari Paspotmar Lanal Batuporon.
Ia menjelaskan, seharusnya wilayah kerja HCML tersebut rahasia. Namun karena lokasi pengeborannya berada di lokasi latihan TNI AL, maka pihaknya harus memberitaukan kepada warga maupun HCML untuk sama-sama menjaga kepentingan negara itu.
“Jadi kami tegaskan, kehadiran kami di sini ini netral, yakni untuk mengamankan obyek vital nasional juga mengamankan kepentingan hajat hidup orang banyak,” ucapnya.
Hasil produksi sumur MDA dan MBH milik HCML tersebut nantinya akan disambungkan ke pipa Pertamina East Java Gas Pipeline (EJGP) ke Porong Sidoarjo yang berjarak kurang lebih 200 km dari lokasi pengeboran. Gas yang dihasilkan itu akan dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan industri pupuk di Jawa Timur. (Nita)