Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 14 September 2023– Pembayaran tiket non tunai masuk wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang berlaku sejak 5 September 2023, dinilai efektif karena jumlah pengunjung langsung terdeteksi.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Mohammad Iksan, mengatakan, penerapan tiket masuk nontunai ini untuk efisiensi penyetoran PAD retribusi wisata sekaligus untuk mempermudah wisatawan yang tidak membawa uang tunai. Melalui pembayaran nontunai, nama dan jumlah pengunjung tercatat secara otomatis. Sehingga, kemungkinan untuk terjadi kebocoran retribusi akan sangat kecil.
”Setiap kita pantau dan pengunjung yang datang langsung diketahui jelas, mulai dari yang usia anak-anak hingga dewasa,” tuturnya.
Iksan menuturkan, bagi pengunjung yang tidak e-money atau m-banking bisa membayar tunai. Nanti petugas yang akan memproses secara non tunai.
“Jadi, petugas di lapangan wajib memiliki m-banking yang berisi saldo, untuk mengatasi adanya pengunjung yang tidak memakai m-banking,” ujarnya.
Uang itu akan langsung masuk ke kas daerah. Ini dinilai efektif karena tidak akan ada lagi kebocoran sebab semua pengunjung yang datang langsung terdata.
Selain itu, petugas tidak lagi direpotkan untuk setor uang hasil pembayaran retribusi pengunjung wisata. Karena sudah pakai sistem non tunai.
“Ini sangat efektif dan efisien. Kita memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam penarikan retribusi di lokasi wisata yang dikelola Pemkab Sumenep,” ungkapnya.
Pembayaran tiket masuk wisata melalui non tunai hanya berlaku di tiga wisata yang dikelola Pemkab Sumenep meliputi Museum Keraton, Pantai Slopeng dan Pantai Lombang.
Sedangkan target PAD retribusi wisata tahun ini sebesar Rp 780 juta. Progres capaian hingga saat ini masih 60 persen atau sekitar Rp 468 juta.
”Kam yakin target itu akan terlampaui yakni dengan memaksimalkan kegiatan lain. Seperti Nataru (Natal dan tahun baru),” pungkas Iksan. (Ifa/Hen)