Pabandya Bakti TNI Sterdam V/Brawijaya Berikan Wasbang Di Unija Sumenep

oleh -534 views

Seputarmadura.com, Sumenep, Rabu 21 November 2018- Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi, M. AP selaku Pabandya Bakti TNI Sterdam V/Brawijaya sebagai Pemateri berikan Wawasan Kebangsaan Dan Nasionalisme bertempat di Graha Sumekar Universitas Wiraraja (Unija) Jalan Raya Sumenep Pamekasan KM 5 Desa Patean, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (21/11/2018).

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Tamu dengan mengambil tema “Wawasan Kebangsaan Dan Nasionalisme” dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan diikuti oleh 150 orang mahasiswa Universitas Wiraraja (Unija).

Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya; Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi, M. AP (Pabandya Bakti TNI Sterdam V Brawijaya), Dr. Sjaifurrachman, S.H.,C.N.,M.H (Rektor Unija), Mujjib Hannan, S, KM., S. kep., Ns., M. Kes (Pembantu Rektor I), Dedy Afriyanto, SE., MM (Pembantu Rektor II), Nurdody Zakki, SE., M. SM (pembantu Rektor III) dan Peserta kuliah tamu.

Dalam sambutannya, Mujjib Hannan menyampaikan atas nama pribadi maupun institusi, dan seluruh Mahasiswa Universitas Wiraraja, mengucapkan selamat datang dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi, M. AP, menyempatkan hadir dalam kaitan dengan kegiatan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.

Sebagai generasi penerus harus bangga dan meneladani para pahlawan atau pendahulu yang gagah berani melawan penjajah untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan dengan mempraktekkan. Begitu juga melakukan Bela Negara dalam perjuangan fisik dan non fisik (diplomasi) guna memproklamirkan Indonesia dan mempertahankan kemerdekaan RI.

“Saya harapkan dengan pelaksanaan kegiatan wawasan kebangsaan ini menjadi langkah konstruktif untuk merubah pola pikir, sikap dan perilaku mahasiswa kearah yang lebih baik,” tuturnya.

Kemudian sebelum dilanjutkan pemberian pemateri dilakukan pemberian cindera mata dari Rektor Unija kepada Nara sumber yaitu Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi, M. AP (Pabandya Bakti TNI Sterdam V Brawijaya).

Pemberian Kuliah tamu oleh Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi selaku Pabandya Bakti TNI Sterdam V/Brawijaya pada intinya menyampaikan bahwasanya, Mahasiswa adalah pelajar dengan derajat paling tinggi dibandingkan pelajar – pelajar lainya, karena Mahasiswa selalu menggunakan akal pikiran dan hati nurani untuk mengawal tatanan masyarakat.

“Bangsa ini harus dibangun dengan pembangunan karakter, kalau tidak dilakukan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli. Pembangunan suatu bangsa tidak harus dimulai dengan pembangunan fisik ekonomi semata, akan tetapi yang lebih dahulu di bangun adalah kepribadian bangsa itu sendiri,” ungkapnya.

Karakter bangsa Indonesia adalah religius, jujur, sopan santun, suka menolong, gotong royong, toleransi, empati, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bekerja keras. “Pengaruh global yang dapat merusak mental generasi muda sangatlah banyak, bukan hanya dari narkoba namun juga dari berbagai hal,” imbuh Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi.

Pengaruh globalisasi Negara bukan mustahil yang akan memporak porandakan adat budaya yang menjadi jati diri kita sebagai suatu Bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme. Akibat globalisasi karena sejarah tidak lagi dijadikan sebagai referensi dalam membangun bangsa, nilai – nilai budaya dalam perekat persatuan segenep energi bangsa kian menghilang dan kepedulian terhadap latar belakang sosial sebagai nilai-nilai luhur semakin berkurang.

Kondisi Nasionalisme di Indonesia saat ini mengalami penurunan dan pelemahan rasa Nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. 18 dari 100 orang Indonesia tidak tahu judul lagu kebangsaan, 53 % orang Indonesia tidak hafal lirik lagu kebangsaan, 24 dari 100 orang Indonesia tidak hafal sila-sila Pancasila.

Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Pranowo (guru besar sosiologi Universitas Islam Negeri Jakarta) mengungkapkan hampir 50 % pelajar setuju dengan tindakan radikal, 25 % siswa dan 21 % guru menyatakan Pancasila tidak releven lagi, 84,8 % siswa dan 76,2 % setuju dengan penerapan syariat Islam di Indonesia, jumlah yang dengan kekerasan solidaritas agama mencapai 52,3 % siswa dan 14,2 % membenarkan serangan bom,” papar Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi pada saat pemberian pemateri wasbang.

Lunturnya wawasan kebangsaan karena bangsa Indonesia yang terletak pada posisi strategis, kondisi bangsa Indonesia yang belum bisa keluar dari kritis dan nilai budaya semakin menipis. Latar belakang sejarah runtuhnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit disebabkan oleh konflik dalam negeri yang berkepanjangan.

Pemuda harus selalu didepan dan berperan penting dalam sejarah Indonesia. Gunakan media sosial untuk kroscek informasi agar tidak terprovokasi bahkan jadikan sebagai media untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal sejarah perjuangan bangsa yang bersifat nasional, tekat perjuangan itu lebih tegas lagi dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dengan ikrar “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia”, Wawasan kebangsaan tersebut kemudian mencapai satu tonggak sejarah, bersatu padu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. “tutupnya dalam kegiatan kuliah tamu di Unija Sumenep”. (Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.