Seputarmadura.com, Sumenep, Rabu 30 November 2016- Keluarga oknum anggota DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, inisial AR, yang saat ini menjadi terlapor atas kasus dugaan penganiayaan membantah jika melakukan tindakan itu terhadap korban Ainur Rahman (27), warga Desa/Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep. Padahal kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Sumenep.
Justru mereka menuding jika pelapor dalam hal ini korban, dianggap mengada-ada atas kejadian teresbut.
“Fakta yang terjadi, terlapor yakni anak saya yang menjadi anggota dewan Sumenep, AR, dikeroyok oleh keluarga pelapor. Jadi tidak benar kalau ada penganiayaan terhadap korban,” terang Nurul Hamzah, bapak terlapor, Rabu (30/11/2016).
Ia mengaku akan segera menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Sebab, korban masih dalam lingkup keluarga besarnya. Namun, jikalau upaya itu gagal, dipastikan akan melakukan tuntutan balik.
“Kita inginkan kasus ini selesai dengan cara kekeluargaan. Tapi kalau tidak berhasil, ya kita tuntut balik. Sebab, keluarga korban lah yang mendatangi rumah terlapor sambil mengeroyoknya,” tegasnya.
Nono, sapaan akrab Nurul Hamzah menceritakan, pengeroyokan itu bermula ketika terlapor menampar korban karena dianggap melecehkan istrinya saat membeli cincin ditempat korban bekerja. Tidak terima atas tindakan terlapor, maka korban bersama keluarganya mendatangi rumah terlapor sambil membawa senjata tajam (sajam) berupa golok.
“Saat itulah terlapor didorong dan dikeroyok hingga tersungkur ke lantai. Beruntung ada warga yang melerainya,” paparnya.
Sebelumnya, sesuai laporan yang dilayangkan ke Polres Sumenep, kasus penganiayaan dilakukan oknum anggota dewan Sumenep asal Partai Nasdem, AR. Korban dipukul dirumah pelaku bersama dua rekannya ketika dijemput oleh dua orang suruhan terlapor.
Akibat aksi brutal anggota dewan tersebut, korban Ainur Rahman mengalami luka lecet pada bagian dada kiri, bawah lengan kanan, pergelangan tangan kiri, dibawah lutut kiri dan betis kiri.(Nita)
