Seputarmadura.com, Sumenep, Selasa 11 Juni 2019- Komoditas daging ayam kampung menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi di Sumenep, Madura, pada bulan Mei 2019.
Inflasi bulan Mei 2019 untuk Sumenep sebesar 0,69 persen. Laju inflasi ini diatas Jawa Timur yang mencapai sebesar 0,29 persen dan juga Nasiona| yang mengalami inflasi sebesar 0,68 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman, mengatakan, selain daging ayam kampung, komoditas daun bawang dan cumi-cumi juga sebagai pemicu inflasi.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi, dan satu kelompok mengalami deflasi.
“Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,18 persen diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen,” katanya, Selasa (11/6/2019).
Kemudian kelompok sandang sebesar 0,32 persen, kelompok perumahan, air, Iistrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,24 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan Jasa keuangan sebesar 0,09 persen, inflasi terendah terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok pendidikan,rekreasi dan olah raga mengalami deflasi 0,02 persen.
Ia menuturkan, penghitungan angka inflasi di 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur selama Mei 2019, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yaitu mencapai 0,69 persen, diikuti Jember dan Probolmggo sebesar 0,64 persen, Madiun sebesar 0,61 persen, Banyuwangi sebesar 0,46 persen, Malang sebesar 0,35 persen, Surabaya sebesar 0,18 persen, dan Kediri sebesar 0,05 persen.
“Untuk tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Mei 2019) Sumenep mencapai 0,94 persen, lebih rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 1,03 persen dan Nasiona| sebesar 1,48 persen,” tuturnya.
Sementara tingkat inflasi Tahun ke Tahun (Mei 2019 terhadap Mei 2018) Sumenep mencapai 2,35 persen, angka ini juga lebih rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 2,58 persen serta Nasional sebesar 2,83 persen. (Nit)