Seputarmadura.com, Sumenep, Rabu 25 Januari 2017- Belum ditetapkannya pelaku kasus pembacokan dan pengeroyokan terhadap tiga korban oleh gerombolan pengamen, pada Minggu (22/1/2017) kemarin, justru aparat Kepolisian Resort (Polres) Sumenep, Madura, jawa Timur, sudah menentukan sikap dengan memilih akan memediasi proses damai.
Hingga hari ini polisi masih terus mengkonfrontir keterangan dan belum menemukan bukti untuk menetapkan tersangka dalam kasus ini.
“Alat bukti sudah kami himpun, namun belum ada tanda-tanda untuk menetapkan tersangka,” kata Kapolres Sumenep, AKBP. Joseph Ananta Pinora saat ditemui wartawan, Rabu (25/1/17).
Saat ini, Mapolsek Kota sudah mengantongi barang bukti berupa pecahan gelas, satu buah pasangan kunci shok dan pecahan gitar.
Menurutnya, jika dipelajari dari laporan salah satu korban bahwa kasus tersebut diawali dengan cekcok mulut lalu duel satu lawan satu kemudian merembet dengan pengeroyokan yang diduga melibatkan lebih satu orang.
“Kalau dilihat dari materi laporan kasus tersebut bermula dengan percekcokan antar penjual nasi dihalaman Masjid Jamik. Ya kita harus teliti secara detail karena melibatkan sama-sama orang kecil yakni penjual nasi,” paparnya.
Kapolres mengaku upaya hukum akan tetap ditegakkan namun lebih mengedepankan rasa kemanusiaan.
“Upaya kami nanti akan memediasi kedua penjual nasi ini untuk damai. Sebab, korban pembacokan dan pengeroyokan itu adalah anak dan adik salah satu ibu penjual nasi bernama Hoszaima, dikawasan tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya, Minggu (22/1/17) sekira pukul 03.00 Wib, tiga warga Sumenep, Madura, Jawa Timur jadi bulan-bulanan pengeroyokan dan pembacokan oleh gerombolan pengamen disebelah utara Mapolsek Kota atau bertepatan didepan Masjid Jamik Sumenep.
Ketiga korban itu yakni Rizal (21) warga Dusun Patenongan, Desa Parsanga, Achmad Zaky Tamimi (21) warga Kelurahan Pajagalan, dan Lukman Efendi (30) warga Dusun Sarpaan, Desa Kacongan, Kecamatan Kota. Satu korban diantarnaya bernama Lukman Efendi mengalami luka bacok di tubuhnya.(Fik/Nita)