Kadin Sumenep Desak Pemerintah Rekayasa Teknologi Penanaman Bawang Putih

oleh -108 views
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2020/02/Kadin-Sumenep-Desak-Pemerintah-Rekayasa-Teknologi-Penanaman-Bawang-Putih.jpg
Ketua Kadin Sumenep, Hairul Anwar

Seputarmadura.com, Sumenep, Jumat 7 Februari 2020- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumenep, Hairul Anwar, mendesak pemerintah untuk melakukan rekayasa teknologi penanaman bawang putih.

Hal itu seiring makin meroketnya harga komoditas bawang putih akibat wabah virus corona di Negara China.

“Kita akui hingga saat ini Negara Indonesia 90 persen impor bawang putih dari Negara China. Tapi sejak wabah virus corona ramai diberitakan sejak 20 Januari 2020 kemarin, berdampak terhadap naiknya harga karena adanya penghentian impor dari negara tersebut,” ujar Hairul, Jumat, 7 Februari 2020.

Kran impor bawang putih dari China, kata Hairul, belum bisa dipastikan kapan akan dibuka kembali oleh Pemerintah. Sedangkan para pedagang dan masyarakat mulai resah dengan makin menipisnya stok yang berakibat harga tak terkendali yang saat ini sudah tembus di harga antara Rp70 hingga Rp80 ribu per kilogram.

“Bisa saja Pemerintah melakukan impor dari negara lain seperti India, Bangladesh, Mesir, Rusia, Myanmar dan Iran. Tapi kan berhitung biaya transportasi. Kalau itu dilakukan, maka harga bawang putih ketika sampai di masyarakat terpencil di Indonesia akan mencapai diatas Rp100 ribu per kilogram,” tuturnya.

Menurut pengusaha muda ini, sudah saatnya Pemerintah melaksanakan rekayasa teknologi untuk penanaman bawang putih. Jika selama ini komoditas bawang putih hanya bisa ditanam di daerah dataran tinggi, maka upayakan bisa disemua daerah.

“Dengan rekayasa teknologi apa sih yang tidak bisa. Ide-ide yang sudah muncul untuk swasembada bawang putih ini harus dilaksanakan. Jangan hanya hangat sesaat dikala terjadi kelangkaan seperti sekarang ini,” tandasnya.

Hairul juga mengungkapkan, bahwa bawang putih sudah menjadi kebutuhan dapur setiap warga Indonesia. “Seharusnya sejak dulu sudah ada penanganan secara khusus dari pemerintah. Kita kan negara agraris. Lahan banyak. Tinggal bagaimana pemerintah mengarahkan petani saja,” ungkapnya.

Ia berharap kedepan ada solusi cepat dari pemerintah untuk mengatasi kebutuhan sejumlah komoditas di wilayah Indonesia khususnya di Kabupatan Sumenep ini.

“Harapan kami segera ada solusi untuk memenuhi semua kebutuhna komoditas termasuk bawang putih. Bahkan juga cabai yang mulai naik harganya di pasaran akibat masa tanam,” tukasnya. (Yan/Nit)

No More Posts Available.

No more pages to load.