Inflasi Sumenep Tahun 2016 Terjadi Fluktuatif

oleh -115 views
Inflasi Sumenep Tahun 2016 Terjadi Fluktuatif

Seputarmadura.com, Sumenep, Sabtu 17 Desember 2016- Inflasi Sumenep, Madura, Jawa Timur, selama tahun 2016 hingga akhir Nopember kemarin, terjadi fultuatif.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran Kelompok Bahan Makanan; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau; Kelompok Perumahan; Kelompok Sandang; Kelompok Kesehatan; Kelompok Pendidikan dan Olah Raga; serta Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Untuk di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, inflasi sejak Januari hingga November 2016 sebesar 1,65 persen. Laju inflasi tahun kalender ini masih dibawah Jawa Timur dan Nasional.

“Inflasi Jawa Timur di tahun kalender sebesar 2,16 persen dan Nasional sebesar 2,59 persen. Kita terus mendata inflasi ini hingga akhir tahun 2016,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, Sabtu (17/12/2016).

Selama perjalanan tahun 2016, inflasi Sumenep mengalami fluktuatif (sebuah kondisi / keadaan yang tidak stabil, yang menunjukkan gejala yang tidak tetap dan selalu berubah-ubah). Bahkan cenderung terjadi deflasi.

Berdasarkan catatan di BPS Sumenep, diperjalanan tahun 2016, Sumenep mengalami deflasi selama lima bulan. Tiga bulan diantaranya berturut-turut deflasi

“Deflasi Sumenep terjadi di bulan Februari sebesar -0,02 persen, Maret -0,27 persen, April sebesar -0,39, Agustus -0,43 persen dan Oktober -0,05 persen,” paparnya.

Sementara Inflasi Sumenep tertinggi terjadi di bulan Januari dan Juni 2016 yang angkanya sama sebesar 0,65 persen.

“Kami (BPS Sumenep, Red) mencatat angka inflasi pada Januari 2016 di kabupaten tersebut sebesar 0,65 persen, melampaui di tingkat Nasional yang sebesar 0,51 persen. Bahkan pada bulan Juni, Inflasi Sumenep sebesar 0,65 persen, diatas Jawa Timur yang inflasinya sebesar 0,60 persen,” urainya.

Sedangkan pada bulan November 2016 Sumenep terjadi inflasi sebesar 0,53 persen. Inflasi ini melebihi Jawa Timur sebesar 0,33 persen dan juga Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,47 persen.

“Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi,” pungkasnya.

Disamping tingkat inflasi fluktuatif, harga kebutuhan pokok di Sumenep ditahun 2016 juga naik turun. Seperti harga daging sapi berkisar antara Rp110 hingga Rp115 ribu per kilogram.

Komoditas yang satu ini tidak bisa ditekan dibawah Rp100 ribu perkilogram. Meksipun Pemkab Sumenep berupaya melakukan operasi pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri 2106, namun hasilnya sia-sia. Harga daging sapi tetap bertahan diangka Rp110 sampai Rp120 ribu per kilogram.

“Saat ini pada pekan kedua Desember 2016, harga daging sapi murni di pasar tradisional Sumenep, yakni pasar anom baru mencapai Rp115 ribu perkilogram,” pungkas Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, Heni Yulianto.(Nita)

No More Posts Available.

No more pages to load.