Seputarmadura.com, Sumenep, Senin 26 Desember 2016– GP Ansor Sumenep, Madura, Jawa Timur meminta kepada aparat kepolisian untuk mencegah kemungkinan terjadinya aksi maksiat yang dilakukan oknum masyarakat atau pemuda pada saat merayakan pergantian malam tahun baru 2017, seperti joget telanjang dada di jalan raya dan pesta minuman keras.
“Jangan sampai peristiwa pergantian tahun baru 2016 terulang lagi pada perayaan pergantian malam tahun baru 2017 ini,” kata Ketua Umum GP Ansor Cabang Sumenep, M. Muhri, kepada Seputarmadura.com, Senin (26/12/16).
Disampaikan, peringatan pergantian malam tahun baru 2016 silam sangat disayangkan, karena pada malam tersebut banyaknya konvoi telanjang dada, pesta dugem dan banyaknya peserta konvoi yang tidak mematuhi terhadap lalu lintas.
“Kalau hal ini dibiarkan, maka sebenarnya sama halnya membiarkan terjadinya pelanggaran hukum. Karena kita tahu, berkendaraan sepeda motor tanpa helm itu pelanggaran dan demikian juga apabila mengendarai mobil dengan bak terbuka,” kata, M. Muhri.
Ia menjelaskan, keinginan masyarakat untuk merayakan pergantian malam tahun baru, memang tidak bisa dicegah. Namun demikian, kebijakan politik pemkab yang menjadikan Sumenep sebagai kabupaten wisata yang masyarakatnya berbasis ke-Islama-an harus diperhatikan.
“Membiarkan terjadinya praktik maksiat, seperti pesta minuman keras dan musik dugem sambil telanjang dada di jalan raya, sangat tidak baik dan mencederai nilai-nilai ke-Islam-an,” tegasnya.
Oleh karena itu, GP. Ansor Sumenep memperkirakan, pergantian tahun baru 2017 akan ada potensi yang menyimpang dari nilai-nilai syariat yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sumenep, khususnya kalangan pemuda.
Kegiatan hura-hura seperti konvoi kendaraan bermotor, pesta musik dugem dengan mobil bak terbuka berpotensi terulang. “Ini bisa tidak terjadi, apabila ada upaya antisipasi,” tukasnya.
GP Ansor memandang perlu untuk mengingatkan, khususnya para penegak keamanan untuk mengantisipasi hal itu tidak terjadi kembali.
Spirit menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan dengan cara menjunjung tinggi nilai moral dan mengaktualisasikan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, menurut dia, harus senantiasa digalakkan baik dalam ruang lingkup individu, keluarga dan masyarakat.
“Sehingga, Bangun Desa Nata Kota tidak sekadar menjadi ikon saja, akan tetapi dapat tercermin dalam aktifitas kehidupan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Sumenep, termasuk pada kegiatan yang biasa digelar masyarakat dalam menyambut pergantian malam tahun baru 2017,” pungkasnya.(Fik/Nita)