Seputarmadura.com, Sumenep, Selasa 1 Agustus 2023– Dua bulan berturut-turut yakni Juni dan Juli Kabupaten Sumenep, Madura, mengalami deflasi. Pada bulan Juli deflasi Sumenep sebesar 0,08 persen.
Kondisi ini berbanding terbalik untuk Jawa Timur yang justru terjadi inflasi sebesar 0,15 persen. Bahkan Nasional juga alami inflasi sebesar 0,21 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Ribut Hadi Candra, mengatakan, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi pada Juli 2023, yaitu tomat; bawang merah masing-masing sebesar 0,11 persen; cabai rawit sebesar 0,07 persen.
“Kemudian ketimun sebesar 0,05 persen; bayam, kangkung, tongkol diawetkan masing-masing sebesar 0,04 persen; sawi hijau sebesar 0,03 persen; beras; dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02 persen,” tuturnya.
Untuk angka Inflasi tahun kalender, lanjut Candra, Sumenep sebesar 1,90 persen lebih tinggi dibandingkan Jatim dan Nasional yang mencatatkan angka masing-masing sebesar 1,60 persen dan 1,45 persen.
Candra menambahkan, perhitungan angka inflasi tahunan (year on year) di 8 (delapan) kota IHK di Jawa Timur selama Juli 2023, semua kota IHK mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tahunan tertinggi yaitu Kota Surabaya sebesar 4,46 persen, serta inflasi tahunan terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 2,71 persen.
Adapun Sumenep berada pada peringkat tertinggi keempat di Jawa Timur dengan tingkat inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 3,37 persen.
“Angka Inflasi Tahunan Sumenep, berada dibawah angka Inflasi Jatim dan diatas Nasional, dimana sumenep mencatatkan angka sebesar 3,37 persen dibawah Angka Inflasi Jatim 4,11 persen dan diatas Nasional yang tercatat 3,08 persen,” ungkapnya. (Yun/Hen)