Disdik Tak Serius, Kwalitas Pendidikan Di Kepulauan Rendah

oleh -78 views
Disdik Tak Serius, Kwalitas Pendidikan Di Kepulauan Rendah

Seputar Madura, Sumenep (30 Juli 2016)- Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Madura, Jawa Timur dinilai tidak serius dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti hingga saat kwalitas pendidikan di kepulauan masih rendah.

Sekretaris Komisi IV DPRD Sumenep, Moh Imran mengatakan berdasarkan hasil serap aspirasi yang dilakukan oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), banyak ditemukan pelayanan pendidikan yang belum maksimal di sejumlah kepulauan.

Salah satunya, yang terjadi di salah satu sekolah di Kecamatan/Pulau Raas. Disana banyak guru yang dipindahkan tugaskan kedaerah daratan hingga saat ini belum ada penggantinya. Sebagai penggantinya, pengelola sekolah terpaksa memaksimalkan peran guru yang berstatus suka relawan (Sukwan).

Tindakan tersebut dinilai sangat merugikan, sehingga keberadaan guru terkesan menumpuk di sekolah yang berada di perkotaan. Akibatnya, sejumlah sekolah di sejumlah Kepulauan terkesan dibiarkan. ”Sehingga Sekolah yang ada di pelosok-pelosok desa terabaikan,” katanya.

Tidak hanya itu, Politisi Partai Hanura asal Pulau Kengean ini juga mengatakan, akibat kurang maksimalnya pengawasan banyak sekolah yang tidak efektif melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Penyebab utamanya karena banyak guru yang malas sehingga tidak mematuhi jam masuk, bahkan siswa sering dipulangkan lebih awal.

Selain itu, Pencairan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disejumlah kepulauan terkesan tertutup. Sehingga rencatan terjadi persoalan yang cukup urgen.  ”Pencairannya tidak melibatkan Komite Sekolah, sehingga banyak guru tidak tahu,” tegas mantan Kepala Desa itu.

Oleh sebab itu, dirinya selaku wakil rakyat meminta agar Pemeritnah Daerah kedepan bisa segera mengevaluasi semua kinerja pejabat yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik). Sehingga, pelayanan pendidikan kedepan semakin baik.

Kepala Disdik Sumenep A Sadik mengatakan, saat ini di Sumenep masih krisis sebanyak 1.886 tenaga pendidik. Kekurangan guru itu disebabkan tidak adanya rekrutmen baru, sementara hingga saat ini banyak guru yang pensiun.

Selama ini tidak ada keseimbangan antara rekrutmen dengan banyaknya guru yang sudah masuk masa pensiun sehingga berdampak pada jumlah guru itu sendiri.

Dikatakan, kekurangan guru tersebut bakal berdampak pada proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, pihaknya menyiasati dengan merekrut guru sukwan.

”Di wilayah kepulauan, ada 403 guru sukwan yang membantu proses kegiatan belajar mengajar. Mereka mayoritas warga setempat,” tegasnya.

Kendati demikian, secara umum kedepan pihaknya terus berupaya untuk membenahi pelayanan pendidikan disegala sektor. Sehingga, fungsi pendidikan untuk mencerdaskan banga bisa tercapai. ”Untuk evaluasi kami selalu lakukan, guna sebagai gambaran untuk memperbaiki kedepan,” tegasnya. (Jd)

No More Posts Available.

No more pages to load.