Seputarmadura.com, Sumenep, Jumat 29 Juni 2018- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendesak pemerintah setempat untuk memantau langsung peredaran gas elpiji 3 kg.
Pasalnya sejumlah daerah di Kabupaten Sumenep, langka. Walaupun ada, elpiji yang semula seharga sekitar Rp.16 ribu, naik mencapai Rp.20 ribu hingga Rp.25 ribu.
Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Kurdi HA mengatakan, informasi yang tersiar saat ini memang harga elpiji 3 kg tidak sesuai standart. Sehingga pihaknya meminta agar pemerintah melakukan pemantauan.
“Kami minta dinas terkait supaya memantau kelapangan soal harga dan kelangkaan gas elpiji 3 kg. Mengantisipasi apakah benar ada kenaikan atau jangan-jangan ada permainan di pengecer,” katanya, Jumat (29/6/2018).
Pihaknya juga meminta dinas terkait supaya memastikan agen yang menyuplai gas ke pangkalan sesuai dengan kuota yang diminta.
“Terkadang jumlah yang biasanya diminta tidak sesuai dengan yang dibutuhkan karena agen sudah menjual ke pengecer. Nah, ini harus ada tindakan tegas terhadap agen yang nakal tersebut,” terangnya.
Untuk diketahui kelangkaan gas elpiji semula terjadi pada H-3 lebaran, baru-baru ini. Kala itu, masyarakat di sekitar Kecamatan Ganding dan Kecamatan Guluk-guluk dibuat resah lantaran harga elpiji 3kg naik mencapai Rp.20 ribu sampai Rp.25 ribu.
Namun hingga lebaran ketupat usai, harga elpiji masih dijual dengan Rp.20 ribu. “Kalau harga elpiji masih diatas HET, maka adukan ke kami,” tukasnya. (Fik/Nita)