Seputarmadura.com, Pamekasan, Selasa 10 Januari 2017- Seorang siswa klas III di SDN Lawangan Daya (Lada) III Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, bernama Diki Wahrudi Pratama, Selasa (10/1/2017) menjalani perawatan di UGD RS Martodirdjo Pamekasan.
Anak dari pasangan Rudi Kurniawan dan Sutriani ini diduga mengalami trauma pasca mendapat pukulan dari Kepala Sekolah SDN Lada III karena yang bersangkutan diduga mencuri alat pancing dan tas ransel, di luar jam sekolah.
“Kejadian diluar sekolah kok diurus disekolah, apalagi sampai memukul kepala dan menjambak rambut anak saya,” ungkap Rudi Kurniawan menyesal, Selasa (10/1/2017).
Namun hasil visum yang dilakukan pihak rumah sakit justru tidak menemukan adanya bekas pukulan yang dituduhkan, telah dilakukan didalam ruang kerja kepala sekolah, saat jam istirahat ke dua, hari Sabtu kemarin.
“Memang tidak ada tapi anak saya kan mengalami trauma, dia ketakutan dan sejak semalam demam, makanya kami bawa ke rumah sakit ini,” dalihnya.
Meskipun mengaku menyesal karena anaknya dituduh mencuri kemudian dipaksa mengaku sampai terjadi pemukulan, orang tua korban tidak langsung melaporkan kejadian itu ke SPK Polres Pamekasan.
“Kami akan rembuk terlebih dahulu dengan keluarga,” kata Rudi Kurniawan.
Sementara itu, Kepsek SDN Lada III, Indah S beralasan, pihaknya sebagai orang tua di sekolah, berkewajiban menjernihkan tuduhan itu dan mencari tahu kebenarannya sebagai upaya mendidik siswanya dengan memanggil yang bersangkutan ke ruangannya.
“Alat pancing dan tas ransel itu milik cucu dari penjual pecel di sekolah, saat nenek itu menuduh murid-muridnya sebagai pelaku pencurian saat jam istirahat, kemudian ketiganya kami panggil yakni korban, Rasul kelas III dan Mexi kelas V, kemudian meminta keterangan nenek penjual pecel,” ungkapnya
Dari keterangan itu, Rasul mengaku yang mencuri alat pancing tersebut tapi sudah dikembalikan, namun dua anak lainnya yakni Diki dan Mexi saling tuding dan tidak mengakui telah mengambil tas ransel yang dituduhkan.
“Diki ini sampai histeris saat menolak mengakui tudingan temannya sendiri sehingga saya dengan halus mengusap muka anak itu dari dahi ke bawah agar emosinya mereda, bukan memukulnya apalagi menjambak rambutnya,” bantah Indah S.
Anak ini ketakutan karena sebelumnya tertangkap mencuri uang dan telah dihukum membuat pernyataan untuk tidak melakukan hal serupa.
“Selain takut karena sudah berjanji kepada pihak sekolah, anak ini juga sangat ketakutan apabila diketahui orang tuanya, kemungkinan anak ini juga mengalami kekerasan di rumahnya,” tukasnya.
Dan berdasarkan kesaksian Suparman, salah satu warga Lawangan Daya sekaligus paman dari Rasul, pada hari Senin kemarin, Diki sempat bermain, melintas di sekitar rumahnya dalam keadaan sehat dan segar bugar.
“Bagaimana mungkin tiba-tiba dia mengaku sakit karena dipukul di sekolah 2 hari sebelumnya,” tanya Suparman heran.(Dre/Nita)