Seputarmadura.com, Pamekasan, Senin 22 Mei 2017- Untuk mewujudkan pemeratan pembangunan yang berkeadilan sesuai dengan tema peringatan Hari Kebangkitan Bangsa (Harkitnas) tahun ini, Bupati Pamekasan, Madura Jawa Timur, Ach Syafii Yasin sejak awal kepemimpinannya 4 tahun lalu telah menetapkan peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan sebagai tolak ukur pemerataan pembangunan di kabupaten itu.
Bahkan untuk mewujudkan itu, Bupati Ach Syafii Yasin melarang guru yang ditempatkan di sektor utara (pedesaan) untuk pindah atau mutasi ke arah selatan kota terkecuali ada alasan mendasar dan sifatnya harus dilakukan, misalnya karena sakit dan alasan lainnya yang sifatnya darurat.
“Ini terus kita lakukan bagaimana ada keseimbangan walaupun ini berat juga misalnya satu contoh guru, banyak sekali permintaan-permintaan guru ini dari utara mau pindah ke selatan, ini saya tahan, tidak boleh, kecuali memang darurat, sakit dan lain sebagainya,” ungkapnya, Senin (22/5/2017).
Usai memimpin upacara peringatan Harkitnas di lapangan Nagara Bhakti Pamekasan, Bupati yang setahun lagi akan mengakhiri masa jabatannya itu yakin, disamping pemerataan pembangunan infrastruktur, dengan peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan maka pemerataan pembangunan akan tercapai.
“Jadi dasar pembangunan itu tidak semata-mata bertopang pada kesiapan infrastruktur namun juga kesiapan SDM didalam menghadapi era teknologi ini melalui pemerataan pendidikan yang berkualitas, tidak hanya diperkotaan akan tetapi juga di pelosok pedesaan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, secara tegas ia menolak memberikan persetujuan apabila ada guru yang telah ditempatkan di pedesaan khususnya di wilayah pantura Pamekasan yang mengajukan permohonan untuk dimutasi ke bagian selatan atau ke arah kota.
Sebab, tegas Bupati Ach Syafii Yasin, jika hal itu dibiarkan terjadi maka tidak menutup kemungkinan pemerataan pembangunan yang berkeadilan sebagaimana dituangkan dalam tema peringatan Harkitnas tahun ini akan sulit tercapai meskipun pembangunan infrastruktur dan ekonomi telah dilakukan hingga di pelosok pedesaan.
“Karena memang banyak guru-guru di Pamekasan ini berasal dari Selatan kalau ini terus dibiarkan (pindah ke Selatan) maka di Utara nantinya akan kekurangan atau tidak ada guru,” pungkasnya. (Dre/Nita)