Seputarmadura.com, Pamekasan, Jumat 7 April 2017- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menggagas bangun kampung budaya. Hal itu seiring seni budaya dan wisata Madura khususnya di Pamekasan, sejauh ini belum mendapat perhatian pemerintah dengan porsi yang memadai sehingga pengembangannya cenderung stagnan atau bahkan nyaris terlupakan.
Bupati Pamekasan Ach Syafii Yasin, mengatakan, kampung budaya ini dirancang lengkap dengan rumah adat taniyan lanjeng, langgar atau gazebo khas Madura sekaligus panggung tempat dipentaskannya seni budaya asli Pamekasan.
Direncanakan kampung budaya akan dibangun di sekitar lokasi wisata api tak kunjung padam yang terletak di Dusun Dangka, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.
“Kita mau bikin kampung budaya di sana jadi di area api tak kunjung padam itu saya sudah usulkan di sebelahnya ini ada kampung budaya. Jadi ada rumah adat taniyan lanjeng di sebelah barat ada semacam langgar yang nanti tempat pagelaran-pagelaran. Kita rencanakan seperti itu jadi kampung budaya ada pentas-pentas seni, tradisional yang berpenampilan modern,” ungkapnya, Jumat (7/4/2017).
Menurut Bupati, kurang berkembangnya pariwisata seni budaya disebabkan selama ini Pamekasan belum mengembangkan industri pariwisata, berbeda dengan Bali, lombok dan beberapa daerah lainnya.
“Saat tim dari Pamekasan tampil di Taman Mini Jakarta, saya banyak ditanya kalau saya ingin melihat seni seperti ini dimana ya saya jawab sementara ini masih belum karena di kami belum menjadi industri pariwisata berbeda dengan di Bali dan NTB nah kita mengarah ke sini,” tuturnya.
Karenanya, tambah kader Partai Demokrat ini, sekarang semua event budaya di Madura haruslah jelas dan terjadwal sehingga orang luar sudah tahu kapan kalender wisata di Madura ini digelar, dikunjungi dan dapat disaksikan langsung.
“Orang mau datang ke tempat wisata itu kalau jadwalnya tidak jelas ya sulit jadi memang harus jelas, saya juga usul ke Bakoorwil alhamdulillah direspon, karapan sapi gubeng itu harus jelas tanggalnya kalau tahun depan dilaksanakan ya sekarang sudah harus ditentukan,” ujar Ach Syafii Yasin.
Berdasarkan jadwal yang telah ditentukan, karapan sapi pada tahun 2018 akan digelar pada tanggal 29 Oktober sehingga kegiatan seni budaya Madura lainnya harus menyesuaikan dengan jadwal ini karena karapan sapi gubeng merupakan icon wisata dan budaya Madura. (Dre/Nita)