Seputarmadura.com, Sumenep, Selasa 29 Juli 2025– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini sedang menjalani proses transformasi yang merupakan bagian dari persiapan menuju akreditasi rumah sakit tipe B.
Dalam perjalanan itu, muncul sejumlah isu terkait skema rekrutmen tenaga non-ASN yang menggunakan pola Indeks Kinerja Satuan (IKS).
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Sumenep, dr. Erliyati menegaskan bahwa seluruh proses rekrutmen dilakukan secara transparan dan sesuai dengan regulasi.
“Proses rekrutmen sesuai atura. Siapa pun yang bisa membuktikan bahwa saya merekrut saudara atau keponakan lewat IKS, silakan tunjukkan,” tegasnya.
Menurutnya, skema IKS dipilih sebagai solusi atas keterbatasan rekrutmen ASN, terutama saat rumah sakit dituntut segera memenuhi standar pelayanan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) setelah resmi naik kelas dari tipe C ke tipe B pada Februari 2025.
“Semua langkah ini bukan semata-mata kebutuhan internal, tapi bagian dari proses transformasi agar rumah sakit mampu bersaing dan memberi layanan optimal,” tuturnya.
Erliyati juga menekankan bahwa kebijakan tersebut dijalankan berdasarkan aturan yang sah. Ia merujuk pada Permendagri Nomor 79 Tahun 2018, Peraturan Bupati Sumenep Nomor 57 Tahun 2020, dan Keputusan Direktur RSUD sebagai dasar hukum penerapan skema IKS.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa transformasi tidak hanya menyentuh aspek sumber daya manusia, tetapi juga mencakup perbaikan sistem layanan dan modernisasi fasilitas kesehatan.
“Kami terus mendorong digitalisasi dan peningkatan alat kesehatan. Tapi yang paling penting adalah memastikan pelayanan yang empatik dan sesuai kebutuhan pasien,” jelasnya.
Sebagai bentuk keterbukaan, RSUD Sumenep juga membuka ruang partisipasi publik melalui Instalasi Peduli Pelanggan (IPP), sebuah saluran yang disiapkan bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan saran. (Ifa/Hen)
