Seputarmadura.com, Sumenep, Selasa 16 Oktober 2018- Sudah lima hari bencana gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter mengguncang wilayah Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep. Madura, Jawa Timur.
Ratusan Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama dengan Polri membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan di dua kecamatan Kecamatan diantaranya Kecamatan Gayam dan Kecamatan Nonggunong.
Letkol Inf. Ato Sudiatna (Dandim 0827) selaku Komandan Satuan Tugas Penangggulangan Darurat Bencana (PDB) Gempa di Kepulauan Sapudi mengatakan pembersihan puing-puing reruntuhan bangunan akibat gempa akan terus dilakukan penyisiran untuk meringankan beban masyarakat Sapudi baik di kecamatan Gayam maupun Nonggunong.
Sesuai hasil rapat koordinasi tentang tekhnis penanganan pasca gempa di Kecamatan Gayam dan Nonggunong pada Senin (15/10/2018) pukul 20.00 Wib bertempat di Kantor Kecamatan Gayam yang diikuti 52 orang, Dandim 0827/Sumenep Letkol Inf Ato Sudiatna menyampaikan yang intinya keberadaan Intansi Pemerintahan, TNI dan Polri mendapatkan perintah untuk penanganan gempa di kepulauan Sapudi.
“Dalam hal ini saya selaku Dandim mempunyai tanggung jawab membantu korban bencana alam pasca gempa bumi di Kepualuan Sapudi. Kita setiap hari akan mengerahkan personil baik dari TNI maupun Polri untuk menyisir membantu membersihkan reruntuhan puing-puing bangunan dampak gempa,” terangnya, Selasa (16/10/2018).
Disamping itu, masalah teknis penanganan pasca gempa sudah di dirikan beberapa posko diantaranya Posko Utama kita tempatkan di Kecamatan Gayam, Posko di Desa Prambanan dan Posko di Kecamatan Nonggunong.
“Untuk Posko Utama kami tempatkan di Kecamtan Gayam karena korban yang tertimpa Gempa paling banyak,” kata Dandim Letkol Inf. Ato Sudiatna.
Sesuai data yang fix dari PU. Cipta Karya Propinsi, BPBD bahwa korban luka sebanyak 37 orang dan korban meninggal dunia 3 orang.
Untuk bangunan yang rusak hasil verifikasi sebanyak 691 unit yang tersebar di Kecamatan Gayam dan Nunggunong, Pulau Sapudi, terdiri dari rusak ringan 395 unit, rusak sedang 184 unit, rusak berat 112 unit, Masjid dan Mushalla 2 unit, Paud 2 unit, Madrasah 3 unit.
Dandim menegasakan bahwa data tersebut yang sudah di verifikasi oleh provinsi sehingga sebagai patokan untuk pendistribusian logistik saat ini yang dikerjakan dalam pendistribusian secara umum dengan cara memanggil Kepala Desa.
“Tapi, yang mendapatkan bantuan adalah korban yang terdata dan terverifikasi. Namun demikian data secara detail bangunan yang rusak masih belum ada, mudah-mudah besok sudah ada data detailnya,” tuturnya.
Dandim berharap bantuan dari para aparat Desa untuk mendata warganya yang sudah fix dalam penyaluran logistik.
“Bantuan logistis ini silahkan diatur, kami tidak akan menahan bantuan yang sudah ada lebih cepat di salurkan itu lebih bagus supaya memberikan pengertian kepada warga bahwa data tersebut yang sudah di verifikasi dan fix,” pungkasnya. (Red)