Sumenep di Mata Hairul Anwar

oleh -151 views
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2018/04/Sumenep-dimata-Hairul-Anwar.jpg
Hairul Anwar, Pengusaha Muda Sumenep

Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 19 April 2018- Sirkulasi kehidupan masyarakat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memiliki daya tarik tersendiri. Baik di sektor pergerakan ekonomi hingga Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung di dalamnya.

Kabupaten Sumenep ini memiliki 126 Pulau baik berpenghuni maupun tidak. Sehingga tak disansikan lagi kekayaan yang dimiliki Kabupaten di ujung timur pulau garam Madura ini.

Hairul Anwar, salah satu pengusaha muda di Sumenep menilai tingkat ekonomi warga di bumi sumekar ini nantinya akan mampu menyaingi Pulau Dewata, Bali. Karena bukan hanya dari sisi SDA-nya saja, akan tetapi Sumenep juga kaya dengan potensi wisata.

“Masih banyak titik-titik yang belum terjamah menjadi lokasi wisata,” tutur Alumni Teknik Sipil ITATS ini, Kamis (19/4/2018).

Menurutnya, jika semua potensi wisata itu ditata sedemikian rupa, maka akan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan juga mengangkat ekonomi warga disekitarnya.

Saat ini wisata yang dikelola secara baik, baru segelintir saja seperti Pulau Gili Labak, wisata oksigen di Pulau Giliyang, Pantai Sembilan, Pantai Lombang dan Salopeng serta wisata rekigi.

“Itu pun pengelolaannya masih setengah hati. Ini yang harus dirubah,” tukasnya.

Ia mengaku sangat menyayangkan potensi wisata yang luar biasa melimpah ditopang oleh kekayaan SDA, ternyata pembangunan di kabupaten ini masih tidak ada peningkatan. Yang terlihat hanya sebuah ketersediaan Bandara yang kini masih dilayani oleh sebuah Pesawat jenis ATR 72 dan Pesawat Perintis.

Sedangkan, dari pembangunan infrastruktur di Sumenep masih jauh dari harapan, terutama di wilayah kepulauan yang kondisinya masih sangat memprihatinkan.

“Masih banyak ‘PR’ yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh Pemkab Sumenep,” ujarnya.

PR itu juga menyangkut persoalan listrik di Kepulauan yang selama ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat, akibat rata-rata masyarakat di wilayah Kepulauan masih menikmati listrik 12 jam, bahkan ada yang belum sama sekali. Ditambah lagi infrastruktur.

“Yang diperlukan itu adalah pembangunan yang fokus dan berkesinambungan, agar masyarakat di wilayah kepulauan tidak merasa dikesampingkan,” tandasnya.

Kekuatan ekonomi sumenep yang ditopang oleh sektor perikanan, perkebunan dan pertanian memang harus dicukupkan kebutuhan infrastrukturnya. Sehingga tidak ada lagi petani, pekebun dan nelayan yang mengeluh tentang kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dan tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah.

Hal ini yang membuat ekonomi bergerak lamban dan hampir stagnan. Pertumbuhan dan peningakatan ekonomi diperlukan sebagai basic income untuk masyarakat pedesaan sehingga dampak inflasi tidak menambah angka kemiskinan.

Namun Hairul juga menilai, saat ini Pemkab Sumenep terus melakukan pembenahan utamanya di segi Infrastruktur.

“Dari segi Infrastruktur Pemerintah mulai melakukan percepatan pembangunan di wilayah kepulauan, pada tahun 2018 menganggarkan sekitar Rp 34,55 miliar, sedangkan dari kelistrikan Pemerintah juga mulai meluncurkan program Kelistrikan Kepulauan,” paparnya.

Lanjut Tokoh Muda yang peduli terhadap pembangunan di Sumenep ini, berbicara kekayaan alam Kabupaten Sumenep, memang memiliki beberapa tambang minyak dan gas (Migas), namun ternyata itu tidak menjamin kesejahteraan bagi masyarakat Sumenep, terbukti angka kemiskinan masih nomor 3 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

“Angka kemiskinan bisa ditekan, dengan membuat terobosan baru semisal salah satunya pengembangan pariwisata,” ungkap Ketua BM DPD PAN Sumenep ini.

Program Visit Sumenep 2018 yang dicanangkan Pemerintah Daerah, harus dilaksanakan dengan serius, sehingga benar-benar dirasakan langsung oleh Masyarakat. Jangan sampai program tersebut hanya menargetkan bisa mendatangan Wisatawan manca Negara (Wisman) maupun wisatawan Nusantara dan tidak ada efek pada peningkatan perekonomian masyarakat.

“Program ini bagus, tapi dibutuhkan keseriusan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan program itu,” pungkasnya. (Nit)

No More Posts Available.

No more pages to load.