Seputar Madura, Sumenep (2 Juli 2016)- Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik dari Lembaga Kajian Studi Ummat dan Bangsa (El Stub) Afifi Rahmad mengatakan, tingginya angka pengangguran terbuka menunjukkan tingkat kesadaran pemerintah daerah masih rendah. Utamanya pengawasan realisasi program yang telah dicanangkan sebelumnya.
Menurutnya, setiap tahun pemerintah daerh telah merancang program yang langsung bersentuhan dengan perekonomian masyarakat. Misalnya, dibidang UKM, pemerintah telah memberikan bantuan, baik permodalam maupun berupa barang.
“Namun keberadaan program rentan disalahgunakan oleh oknum tertentu, sehingga keberadaan program terksan hanya dujadikan bancakan untuk memperoleh keuntungan pribadi,” ucapnya, Selasa (2/8/2016).
Selain itu realisasi bantuan dinilai tidak tepat sasaran. Seperti bantuan beras bagi warga miskin (raskin). Banyak warga yang kaya namun masih masuk dalam daftar penerima manfaat (DPM) dan begitu sebaliknya.
Tidak hanya itu, dalam program wira usaha muda diperiode pertama disinyalir tidak tepat sasaran. Indikasinya, banyak peserta yang dinyatakan lulus sudah uban. Bahkan, seleksi program unggulan itu disinyalir rentan adanya titipan dari sejumlah oknum tertentu.
Itu semua pengawasan dari berbagai instansi yang kurang maksimal.
“Kami yakin jika pengawasan maksimal, semua itu tidak akan terjadi,” tegasnya. (Idi)