Seputarmadura.com, Sumenep, Jumat 14 Desember 2018- Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melaksanakan lomba berbasis lokal. Perlombaan tersebut diharapkan mampu menjaga kearifan lokal, salah satunya adalah dengan menggelar lomba kelereng dan salodur.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, A. Sadik mengungkapkan, tujuan lomba berbasis lokal ini dalam rangka menghidupkan budaya lokal Sumenep yang saat ini sudah mulai tidak diminati anak-anak utamanya siswa.

“Diadakan lomba ini diharapkan agar budaya lokal tidak tergerus oleh arus informasi dan globalisasi saat ini” katanya, Jumat (14/12/2018).
Ia berharap, dengan adanya inovasi pendidikan melalui budaya lokal itu, bisa menggugah semangat siswa dan guru untuk mencintai budayanya sendiri, seiring kemajuan teknologi dan informasi saat ini.
“Kabupaten Sumenep memiliki banyak kebudayaan dan kesenian yang sudah mulai hilang akibat teknologi dan informasi yang menyebabkan anak-anak cenderung bermain game di telepon genggam maupun komputer,” terangnya.
Bahkan, dengan lomba berbasis lokal ini ditargetkan mampu menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya Sumenep yang saat ini mulai punah.
“Dalam permainan tersebut siswa dilatih kesabaran, kekompakan, ketelatenan dan sosial serta menjaga dan memelihara permainan lokal Sumenep,” tuturnya.
Sementara Bupati Sumenep, A. Busyro Karim yang saat itu membuka Lomba Berbasis Lokal mengajak masyarakat untuk mempertahan permainan asli Sumenep dan Madura.
Menurutnya, masyarakat harus melestarikan sekaligus memperkenalkan dan mengajarkan kepada anak-anaknya permainan berbasis kearifan lokal. Sebab, permaianan lokal atau tradisional itu memiliki nilai-nilai positif yang bisa menjadi dasar pembentukan karakter.
“Permainan berbasis lokal atau tradisional itu mempunyai nilai tersendiri untuk pembentukan karakter anak-anak, sebab permainan rakyat itu umumnya dimainkan secara bersama-sama. Contohnya, salodur yang melibatkan beberapa anak untuk bermain, sehingga membutuhkan kebersamaan maupun kerja sama dan strategi, supaya bisa menang dalam bertanding,” terangnya.
Politisi PKB ini menyatakan permainan yang berbasis kearifan lokal juga melatih keterampilan anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Sekaligus membiasakan anak-anak sejak dini kreatif, seperti bermain rab-kerraban sape (kerapan sapi) yang terbuat dari bambu.
“Permainan berbasis kearifan lokal atau permainan tradisional itu juga melatih fisik anak semakin sehat, misalnya berlari, melompat dan melempar daripada permainan modern, seperti saat ini anak-anak pulang sekolah di sore hari hanya nonton TV atau bermain game di telepon genggamnya,” tukasnya.
Acara yang digelar di Sar Kampong di Dusun Palasa, Desa Batuan, Kecamatan Batuan, dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep, Nurfitriana Busyro dan sejumlah pejabat dilingkungan Pemkab Sumenep. (Fik/Nit)