Pengguntingan Pita dan Penandatanganan Prasasti Warnai Peresmian Gedung Rawat Inap 3 Puskesmas di Sumenep

oleh -295 views
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2019/03/Pengguntingan-Pita-dan-Penandatanganan-Prasasti-Warnai-Peresmian-Gedung-Rawat-Inap-3-Puskesmas-di-Sumenep.jpg
Pengguntingan Pita dan Penandatanganan Prasasti Warnai Peresmian Gedung Rawat Inap 3 Puskesmas di Sumenep

Seputarmadura.com, Sumenep, Selasa 26 Maret 2019- Pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti mewarnai peresmian gedung rawat inap tiga Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (26/3/2019).

Peresmian tiga gedung rawat inap di Puskesmas Pasongsongan, Guluk-guluk dan Rubaru itu, dilakukan oleh Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, dipusatkan di Puskesmas Pasongsongan.

Saat peresmian, Bupati di dampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep, Nurfitriana, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Fatoni.

Dalam sambutannya, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, mengatakan, menghadapi tantangan kesehatan harus disikapi secara tepat, sehingga petugas kesehatan jangan hanya sebatas mengembangkan kompetensi keahlian dan manajerial saja, melainkan harus mampu meningkatkan kepribadian dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat.

“Yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, adalah bagaimana interaksinya melayani masyarakat, seperti berkomunikasi, berempati, beretika, dan bersikap sopan-santun, serta penuh perhatian,” kata Bupati A. Busyro Karim, Selasa (26/3/2019).

Bupati menyatakan, petugas kesehatan perlu memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik, supaya masyarakat yang membutuhkan pelayanan sangat senang dan puas. Contohnya, ketika dirinya masuk ke ruang pelayanan Puskesmas Pasongsongan, seorang petugas ruangan dengan senyum ramahnya mengucapkan selamat datang, tentu saja penyambutan oleh petugas di ruangan itu sangat menyenangkan dengan komunikasinya yang sangat ramah dan santun.

“Saya berharap interaksi sosial yang terasa menyenangkan itu tidak hanya kepada Bupati saja, namun harus berlaku bagi semua masyarakat yang datang ke Puskesmas. Jangan sampai kalau masyarakat umum penyambutannya terkesan acuh tak acuh, dan tidak bersahabat, bahkan nada suaranya seperti orang marah,” tutur suami Nurfitriana ini.

Bupati mengungkapkan, setiap Puskesmas memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus menjadi acuan dan pedoman pelayanan kesehatan, agar lebih baik dan prima. Bahkan, petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya harus dengan hati nurani, supaya pelayanannya memuaskan masyarakat.

“Saya berharap bekerja dengan ikhlas, supaya menjawab tantangan dengan kinerja terbaik melayani masyarakat,” pungkas Bupati.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, dr. A. Fathoni mengungkapkan, dana pembangunan sarana dan prasarana tahun 2018 itu berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

“Kami memang memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana Puskesmas untuk meningkatkan bangunan ruang rawat inap yang keberadaannya belum optimal,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut Fatoni, tahun ini pihaknya juga akan melakukan pembangunan sarana dan prasarana di sejumlah Puskesmas, dengan sumber dana yamg sama.

“Pembangunan sarana dan prasarana Puskesmas tahun 2019 diantaranya Puskesmas Moncek, Leggung, Talango, Batuputih, dan Puskesmas Manding. Target pelaksanaan secepatnya, sebab untuk proses lelang sudah masuk di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE),” pungkasnya. (Nit)

No More Posts Available.

No more pages to load.