Seputarmadura.com, Sumenep, Minggu 2 September 2018- Masyarakat Madura mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Egrang atau biasa disebut Bahasa Madura ‘Tenjhek’.
Pemerintah Kabupaten Sumenep, pada saat menggelar jalan-jalan santai di Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day) menggunakan alat unik tersebut. Hal itu dilakukan dalam rangka melestarikan budaya lokal agar tetap terjaga.
Kegiatan jalan santai Egrang itu diikuti oleh lebih dari lima ribu peserta yang ditempatkan di depan Masjid Agung Sumenep. Baik dari kalangan SKPD ataupun dari masyarakat Sumenep. Hasilnya, Pemkab Sumenep menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid).
Kegiatan yang masuk dalam event Visit Sumenep itu dibuka langsung oleh Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, Minggu (2/9/2018). Menurutnya, JJS Egrang itu tidak lain untuk melestarikan budaya lokal.
“Eggrang merupakan suatu tradisi budaya yang harus dilestarikan, karena ini merupakan suatu budaya lokal yang perlu diingatkan kembali kepada masyarakat, dan selalu dibudayakan oleh masyarakat Madura khususnya masyarakat Sumenep,” katanya, Minggu (2/9/2018).
Selain untuk menguatkan budaya lokal, mantan Ketua DPRD Kabupaten Sumenep juga mengaku dengan diadakannya JJS Egrang adalah untuk memupuk semangat pembangunan di wilayah setempat.
“Egrang ini bukan hanya untuk melestaraiakan tradisi budaya akan tetapi tidak kalah pentingnya pula membangun Kabupaten Sumenep yang tentunya dengan kebersamaan dan kekompakan,” terangnya.
Untuk itu, pihaknya berharap dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut akan semakin membuka pintu perekonomian masyarakat Sumenep yang disondingkan dengang pagelaran event Visit Sumenep 2018.
“Maka dari itu, dari sekian banyak even yang diselenggarakan Pemkab Sumenep ini, Egrang mampu memecahkan rekor Nasional dan dunia. Ini harus memompa ekonomi masyarakat kita,” tukasnya.
Sementara, turut hadir dalam acara tersebut Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) yang di motori oleh Paulus Pangka, SH dan seluruh jajaran pemerintah setempat. (Fik/Nit)