Seputarmadura.com, Sumenep, Senin 2 Desember 2019- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar upacara Hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-74 dan hari Guru Nasional 2019, Senin 2 Desember 2019.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara yakni Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim. Sejumlah pesan disampaikan dihadapan para guru ketika memberikan sambutan.
Guru tidak hanya sekedar mengajar ilmu pengetahuan melainkan harus mampu mencetak pembentukan karakter siswa, yang memiliki jiwa nasionalis, religius, gotong royong, integritas dan mandiri.
“Guru harus mencetak siswa yang memiliki kecintaan terhadap negerinya, perilakunya berlandaskan nilai agama, menjunjung tinggi moralitas serta menyiapkan siswa menjadi diri sendiri sesuai bakat dan kemampuannya,” kata Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si saat bertindak sebagai Inspektur Apel Akbar Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019, di areal timur Taman Potre Koneng, Senin, 2 Desember 2019.
Salah satu tantangan besar eksistensi guru saat ini, kata Bupati, adalah bagaimana meningkatkan kualitas menjadi kekuatan utama dalam dunia pendidikan.
“Profesi guru sangatlah berat dan sulit, tugas guru juga membentuk siswa yang mempunyai karakter. Guru juga harus bisa menggiring dan mencetak murid yang berlandaskan Agama, menjunjung tinggi moralitas serta menyiapkan siswa berdiri sendiri sesuai bakat dan minatnya,” ujarnya.
Kepada semua guru, Bupati menekankan, bahwa tugas guru bukan hanya bisa mendidik akan tetapi bisa memberikan motivasi, menggerakkan dan menjadi tauladan bagi anak didiknya.
“Jangan sampai guru kencing berdiri, murid kencing berlari masih ada dalam dunia pendidikan kita saat ini,” tegasnya.
Tantangan guru yang dihadapi sekarang adalah, bagaimana kualitas guru menjadi kekuatan utama dalam dunia pendidikan.
Sesuai dengan UU Nomer 14 tahun 2005 guru perlu menguasai kompetensi seperti teknologi, dan leterasi.
“Tetaplah optimis, ikhlas dan tulus dalam menjalankan tugas mulia, karena guru telah memberikan kontribusi besar atas kemajuan dunia, tanpa guru niscaya pendidikan di Sumenep tidak akan bisa maju seperti sekarang ini,” pungkasnya. (Rr/Nit)