Seputarmadura.com, Sumenep, Senin 27 November 2017- Dua mantan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyatakan siap maju dalam perguliran Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten (DPK) Sumenep, Madura, Jawa Timur, setelah sebelumnya Ketua DPK Sumenep, Moh. Amin melepas jabatannya lantaran terpilih sebagai Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur.
Dua kader PMII terbaik tersebut yakni Moh. Suhaidi, pentolan PMII Sumenep, lalu Moh. Badrul Arrozy pentolan PMII Pamekasan. Dan saat ini keduanya menempati posisi strategis di DPK Sumenep.
Moh. Suhaidi berada diposisi Sekretaris, sedangkan Badrul Arrozy berada pada posisi bendahara DPK Sumenep.
Suhaidi tercatat sebagai bagian dari kaum cendekiawan dan tetap menekuni dunia pendidikan. Suhaidi juga masih menjadi dosen disalah satu perguruan tinggi (PT). Sementara Badrul Arrozy masuk dijajaran pengurus harian Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama’ (ISNU) Sumenep, serta aktif diberbagai organisasi kemasyarakat yang lain.
Saat kami konfirmasi, Suhaidi enggan berbicara banyak soal dirinya yang digadang-gadang akan menjadi pengganti kursi Moh. Amin. Hanya saja dirinya mengaku siap menjalankan amanah apabila dipercaya menempati posisi ketua.
“Kalau ditanya siap dan tidaknya, pasti semua anggota DPKS harus siap,” katanya.
Namun, lanjut Suhaidi perombakan kepengurusan, termasuk pemilihan ketua akan dilakukan apabila jumlah kepengurusan dinyatakan lengkap sebanyak 11 orang. Saat ini anggota DPKS berjumlah 10 orang pasca ketua DPKS Moh Amin dilantik sebagai Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Timur.
“Sementara penggantinya kami masih menunggu hasil keputusan Bupati,” tegasnya.
Sementara itu, Badrul Ar Rozy mengaku siap apabila nanti dirinya dipercaya menduduki sebagai Ketua DPKS yang baru. “Kalau Sekretaris mengataka siap, justru kami lebih siap lagi. Tapi semuanya ada mikanisme yang harus kita patuhi bersama,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya menghimbau kepada semua anggota DPKS agar tidak terprofokasi dengan isu miring. Jika memang ada yang siap untuk menjadi pengganti Moh. Amin, pihaknya menganjurkan untuk berkompetisi secara profesional. “Silahkan (nyalon) bagi anggota yang lain. Semuanya punya hak yang sama kok,” tukasnya. (Fik/Nita)