Disdik Sumenep Gelar Pembinaan Guru Bahasa Madura

oleh -110 views
Disdik Sumenep Gelar Pembinaan Guru Bahasa Madura

Seputarmadura.com, Sumenep, Rabu 26 September 2018- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat terus berpacu dalam rangka melestarikan Bahasa Madura.

Tak tanggung-tanggung, Disdik akan mewajibkan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menggunakan Bahasa Madura dalam kegiatan sekolah.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Pesertanya ada 70 orang terdiri dari 43 Kepala SMP Negeri dan 27 Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan se Sumenep.

Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, A. Shadik mengatakan, tujuan diwajibkannya berbahasa Madura itu merupakan salah satu cara agar Bahasa Madura tetap kokoh dan terjaga.

“Inti dari pelatihan tersebut adalah untuk melakukan pemetaan kebijakan berkaitan dengan wajib berbahasa Madura serta menggunakan budaya Madura dalam setiap kegiatan,” katanya, Rabu (26/9/2018).

Apabila tidak diwajibkan memakai Bahasa Madura, Shadik memprediksi dimungkinkan lima tahun kedepan akan tidak diminati oleh generasi muda.

Penggunaan bahasa madura juga menurut Shadik, harus mendapatkan perhatian khusus dari kepala sekolah, sehingga agenda wajib berbahasa daerah dapat berjalan dengan baik.

Maka dari itu, kata Shadik sebelum diterapkan wajib berbahasa madura Disdik mengadakan pelatihan khusus bagi kepala serta guru bahasa daerah SMP Negeri serta Ketua KKKS Kecamatan Se-Kabupaten Sumenep yang ditempatkan di salah satu hotel di kabupaten setempat.

Diharapkan penerapan wajib berbahasa madura dapat dilakukan secara bersama sama dengan semua elemen sekolah termasuk kepala sekolah.

“Saya yakin jika penerapan bahasa daerah akan berjalan dengan baik,” tuturnya.

Untuk diketahui, pada pelatihan tersebut Disdik Sumenep menghadirkan pakar bahasa daerah, Tajul Arifin, H. Sunaryo dan M. Taufik. Selain itu juga dilaksanakan Focus Grup Discussion (FGD) dengan bahan bahasan lima hari akademik dan satu hari non akademik, Problematika PR sekolah, Perlunya sekolah binaan, Kebijakan kelas khusus, dan Perlunya training center untuk akademik dan non akademik. (Fik/Nit)