Dinas Pendidikan Sumenep Terapkan Konsep Baru Tekan Tingginya Kenakalan Remaja

oleh -143 views
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2019/02/Dinas-Pendidikan-Sumenep-Terapkan-Konsep-Baru-Tekan-Tingginya-Kenakalan-Remaja.jpg
Plt. Kepala Disdik Sumenep Muhammad Saidi

Seputarmadura.com, Sumenep, Senin 25 Februari 2019- Konsep baru untuk menekan tingginya kenakalan remaja bakal diluncurkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (25/2/2019).

Penerapan itu berupa Sekolah Ramah Anak, Toleran dan Berkarakter (‘Lamak Teker’). Konsepnya yakni pendidikan berbasis pesantren, dengan cara memisah siswa dan siswi mulai tahun ajaran baru.

“Kita memang memiliki konsep baru yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru. Caranya dipisah, laki laki dan perempuan itu dipisah, per rombel (rombongan belajar). Misalnya ada 10 kelas, kemudian dipisah, sesuai jumlah siswa dan jenis kelamin yang ada. Ini salah satu indikator penerapan sekolah berbasis pesantren,” kata Plt. Kepala Disdik Sumenep Muhammad Saidi, Senin (25/2/2019).

Ia menilai, konsep ala pesantren ini sangat bagus diterapkan di sekolah umum. Tujuannya, untuk membiasakan peserta didik memahami mana yang mahrom dan tidak mahrom.

“Makanya, harus dipraktikkan langsung dalam proses pembelajaran. Kita ingin membiasakan anak tahu, bahwa ini mahrom dan yang bukan,” ujarnya.

Program pendidikan berbasis pesantren tersebut, lanjut Saidi, tidak akan menambah beban anggaran, karena tergantung ketersediaan unit ruangan di sekolah masing masing.

“Program ini tidak akan menambah anggaran, karena menyesuaikan dengan pihak sekolah dan unit ruangan kelas. Kita memanfaatkan yang ada dengan konsep berbeda, konsep pesantren,” tuturnya.

Saidi meyakini, dengan penerapan itu akan menambah efektivitas proses pembelajaran, karena ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan. “Kami yakin proses belajar akan bertambah efektif dengan diterapkan program ala pesantren ini, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Bahkan tak hanya pemisahan antar siswa dan siswa, pihaknya juga akan menerapkan Bahasa Madura sebagai terobosan baru memelihara aset daerah.

Sesuai jadwal yang sudah dirampungkan, setiap hari Selasa, akan terapkan penggunaan bahasa Madura, untuk memelihara kekayaan lokal, aset daerah.

“Segala sesuatu itu harus di mulai dari dunia pendidikan, makanya Dinas Pendidikan yang harus mengawal untuk membiasakan penggunaan bahasa Madura yang baik dan benar, regulasinya kita memakai Perbup (Peraturan Bupati),” pungkasnya. (Nit)

No More Posts Available.

No more pages to load.