Seputarmadura.com, Sumenep, Sabtu 2 November 2019- Pada bulan Oktober 2019, Kabupaten Sumenep, Madura, mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Sedangkan Jawa Timur terjadi deflasi sebesar 0,02 persen namun Nasional mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.
Penghitungan angka inflasi di 8 kota IHK di Jawa Timur selama Oktober 2019, lima kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kediri yaitu mencapai 0,32 persen, diikuti Sumenep sebesar 0,30 persen, Probolinggo sebesar 0,12 persen, Madiun sebesar 0,07 persen, dan Jember sebesar 0,05 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 0,09 persen, diikuti Surabaya sebesar 0,08 persen, dan Malang sebesar 0,04 persen.
Syaiful Rahman, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, mengatakan, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok relatif stabil.
Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,84 persen, diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,37 persen kelompok sandang sebesar 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan mengalami inflasi terendah sebesar 0,05 persen.
“Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok transpor, komunikasi, dan Jasa keuangan relatif stabil,” ujarnya, Sabtu, 2 November 2019.
Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Sumenep bulan Oktober 2019 adalah daging ayam ras, beras dan udang basah.
“Sementara komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi adalah telur ayam ras, cabai rawit, dan bawang putih,” paparnya.
Tingkat inflasi Tahun Kalender (Januari – Oktober 2019) Sumenep mencapai 1,24 persen, lebih rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 1,35 persen dan Nasional sebesar 2,22 persen.
“Untuk tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) Sumenep mencapai 2,00 persen, angka ini juga lebih rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 2,24 persen serta Nasional sebesar 3,13 persen,” tukasnya. (Yan/Nit)