Babinsa Koramil Kangean Pantau Perkembangan Tanaman Jagung

oleh -134 views

Seputarmadura.com, Sumenep, Senin 17 September 2018- Sebagai wujud pelaksanaan Upsus dalam rangka peningkatan mutu swasembada pangan, Serka Imam Syafi’i Babinsa Koramil 0827/18 Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur, melaksanakan pemantauan tanaman jagung milik Subari di Desa Pandeman Kecamatan Arjasa (Pulau Kangean), Senin (17/9/2018).

Menurutnya, kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk memonitoring tanaman agar dapat mengetahui perkembangan benih jagung hibrida yang baru beberapa hari ditanam bersama pemilik lahan jagung, Subari serta mewaspadai terhadap penyebaran hama dan gulma pengganggu.

“Upaya seperti ini akan terus saya lakukan terutama diwilayah tugas di Desa Pandeman Kecamatan Arjasa. Sebab, itu merupakan suatu langkah efektif untuk bisa mengetahui setiap perkembangan tanaman khususnya jagung,” kata Babinsa Imam Syafi’i, Senin (17/9/2018).

Dikatakan pula oleh Serka Imam Syafi’i Babinsa Koramil 0827/18 Kangean, kalangan petani di Desa Pandeman menanam jagung guna mengantisipasi kekeringan yang berkepanjangan akibat pengaruh badai El Nino.

Sementara Subari (52) pemilik lahan mengungkapkan, bahwa jagung lebih efektif ditanam ketika kemarau karena tidak memerlukan air dalam intensitas besar.

“Sebelumnya lahan ini saya tanami padi dan Alhamdulillah dengan tingkat produktivitas cukup tinggi dan sekarang karena intensitas air terbatas terpaksa saya tanami jagung, inipun baru beberapa hari dan saya berusaha menyiraminya,” ungkap Subari.

Ia memaparkan, penanaman jagung jenis hibrida ini bibitnya dari bantuan kelompok petani setempat. “Dari awal pembibitan, menanam, merawat hingga panen yang mana tanaman jagung memerlukan waktu selama empat bulan dan kadang bisa lebih singkat jika turun hujan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, kata Subari pada saat berdialog sama Babinsa Serka Imam Syafi’i mengatakan, pengalaman satu tahun yang lalu menggunakan pupuk urea dan ponska dimana dalam satu hektare lahan memerlukan sebanyak empat sak urea dan empat sak ponska.

“Dan juga secara rutin saya memberikan perawatan guna mengantisipasi serangan hama penyakit. Dalam satu kali masa panen waktu itu saya menghasilkan jagung kering sebanyak lima ton. Kadang bisa melebihhi jika tanaman sedikit yang diserang hama,” pungkasnya. (Red)