Seputarmadura.com, Pamekasan, Selasa 20 Desember 2016- Menjelang perayaan Natal 2016 dan malam pergantian tahun 2017, sejumlah pedagang topi dan terompet dari luar Madura mulai berdatangan, menjajakan dagangannya di bundaran Monumen Arek Lancor dan beberapa trotoar di ruas jalan pusat kota Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Pemandangan ini terjadi satu tahun sekali. Karena pedagang topi dan terompet adalah musiman. Mereka muncul ketika mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru.
Seperti Suki (50) pedagang terompet tahun baru asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, mengaku datang bersama seorang rekannya mulai senin sore kemarin.
“Tahun ini merupakan tahun ke 6 saya berjualan seperti ini di Pamekasan karena di kota ini biasanya ramai pembeli,” akunya, Selasa (20/12/2016).
Suki yang sehari-hari berprofesi sebagai penangkap ikan gabus itu menerangkan, setiap tahun dirinya berjualan terompet sampai berakhirnya malam tahun baru, dengan keuntungan yang bisa dibawa pulang mencapai Rp 1 juta.
“Dari pukul 7 pagi hingga pukul 9 malam setiap harinya saya menjajakan sekitar 300 topi dan terompet berbagai jenis dengan harga beragam mulai dari Rp 6 ribu sampai Rp 40 ribu, yang dipasok dari Muin (60), warga asal Lamongan yang menetap di jalan Jembatan Baru, Kelurahan Gladak Anyar Pamekasan,” ujar Suki.
Jika terompet jualannya tidak laku, Suki cukup mengembalikan sisa terompetnya kepada Muin yang memproduksi sendiri, baik topi maupun terompet yang dijajakan warga Lamongan itu.
“Kalau tidak laku ya kembalikan. Saya hanya rugi tenaga. Tapi, selama berjualan hampir tiap hari ada yang beli,” ungkapnya.
Ia juga mengaku tidak khawatir ditertibkan petugas Satpol PP Pemkab Pamekasan, selama berjualan diatas trotoar dan tidak turun ke badan jalan.(Dre/Nita)