Sumenep Haus Pemimpin Visioner, Ini Kata Hairul Anwar

oleh -256 views
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2019/08/Sumenep-Haus-Pemimpin-Visioner-Ini-Kata-Hairul-Anwar.jpg
Salah satu tokoh pemuda millenial di Sumenep, Hairul Anwar

Seputarmadura.com, Sumenep, Selasa 20 Agustus 2019- Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terletak diujung timur Pulau Madura. Daerah ini merupakan wilayah yang unik karena terdiri wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau.

Jumlah pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep hanya 48 pulau atau 38 persen, sedangkan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 78 pulau atau 62 persen.

Tak heran proses pembangunan di Kabupaten yang dikenal dengan sebutan Bumi Sumekar ini jalan ditempat dan terjadi ketimpangan antara wilayah daratan dan kepulauan.

Ini menandakan jika Kabupaten Sumenep, haus akan pemimpin visioner. PR besar bagi pemimpin mendatang. Karena pada tahun 2020, Sumenep bakal menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada).

Salah satu tokoh pemuda millenial, Hairul Anwar mengatakan, lima tahun kedepan, Sumenep memerlukan sosok pemimpin yang visioner. Pasalnya, seorang bupati tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang politisi, melainkan juga pemegang kebijakan.

“Analisa kami, Sumenep memang butuh pemimpin yang visioner. Selain seorang politisi, bupati itu juga sebagai pemegang kebijakan. Bupati itu harus memiliki visi jelas, dalam kepemimpinannya harus memiliki tujuan yang harus dicapai,” tuturnya, Selasa (20/8/2019).

Menurut pengusaha muda ini, seorang Bupati itu bukan hanya main perintah. Namun harus bisa menyeimbangkan pembangunan. Apalagi, dengan letak geografis Sumenep sebagai kabupaten kepulauan.

“Jadi harus sudah bisa direncanakan pemerataan pembangunan antara daratan dan kepulauan. Untuk kepulauan misalkan, jadi sudah harus dianalisa apa yang dibutuhkan masyarakat kepulauan,” tandasnya.

Berbagai persoalan yang membelit dikawasan kepulauan, harus sudah disiapkan solusinya. Misalkan masalah kebutuhan pokok, listrik, dan semacamnya. Kenapa bahan pokok di kepulauan itu lebih mahal ketimbang daratan. Padahal bisa jadi pendapatan masyarakat kepulauan itu lebih rendah dari masyarakat daratan.

“Masalah-masalah itu harus ada target pencapaian. Jangan justru larut didalamnya,” tegasnya.

Untuk itu, kata Ketua ASKAB PSSI Sumenep ini, seorang Bupati harus bisa mengatasi ketimpangan tersebut.

“Sekali lagi pemimpin itu harus bisa menyiasati hal demikian. Makanya saya bilang Sumenep ini butuh pemimpin yang visioner, tidak hanya berlatarbelakang sebagai seorang politisi saja,” tambahnya.

Labih lanjut, dia juga mencontohkan alternatif untuk wilayah kepulauan. Kata dia, salah satu penyebab mahalnya harga di kepulauan karena mode transportasi yang relatif mahal untuk barang tiba dikepulauan. Sehingga dibutuhkan transportasi alternatif agar barang di wilayah kepulauan menjadi terjangkau.

Disisi infrastruktur, kata dia seorang bupati juga harus bisa merancang strategi agar pemanfaatan dana bisa efisien.

“Misalkan menggunakan pesawat marine(sea plane), kan bisa mendarat di laut atau darat. Jadi tidak usah repot-repot bangun bandara yang memakan biaya mahal. Belum lagi perawatannya,” jelasnya.

Dengan begitu, anggaran tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain. “Daripada buang-buang anggaran kan lebih baik digunakan untuk kesehatan, pendidikan, dan lainnya, yang sekiranya itu lebih bermanfaat bagi masyarakat Sumenep secara luas,” tukasnya. (Yan/Nit)