Ratusan Busana Batik dan Layang Layang Meriahkan Sumenep Batik On The Sea 2019

oleh -174 views
https://seputarmadura.com/wp-content/uploads/2019/07/Ratusan-Busana-Batik-dan-Layang-Layang-Meriahkan-Sumenep-Batik-On-The-Sea-2019.jpg
Bupati Sumenep (foto atas) Sedang Melepas Parede Layang Layang Batik dan Sajian Batik Sumenep (foto bawah), di Pagelaran Sumenep Batik On The Sea 2019 di Pantai Slopeng

Seputarmadura.com, Sumenep, Sabtu 27 Juli 2019- Ratusan busana batik dari wilayah Madura khususnya Sumenep, Jawa Timur, dan layang layang meriahkan pagelaran Sumenep Batik On The Sea 2019, di Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, Sabtu (27/7/2019).

Event yang diselenggarakan di pinggir pantai itu, mendapat sambutan hangat dari warga sekitar termasuk wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Batik On The Sea ini merupakan pagelaran kedua setelah tahun 2018 lalu dilaksanakan di Pantai Lombang, Kecamatan Batang Batang. Kegiatan itu masuk dalam rangkaian Program Visit Sumenep sebagai upaya Pemkab memperkenalkan keindahan pantai digabungkan dengan keluhuran budaya batik.

Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, saat hadir membuka kegiatan menuturkan, pagelaran batik ini sengaja dilakukan di salah satu destinasi wisata pantai. Tujuannya agar batik sebagai warisan budaya nusantara tetap lestari, sementara destinasi wisata pantai bisa terkenal.

“Hasilnya, pelaksanaan Batik On The Sea kali ini berlangsung meriah. Pengunjung tidak hanya menyaksikan pameran batik, tapi mereka dapat menyaksikan lomba fotografi, parade layang-layang 3 dimensi, serta fashion batik competition,” kata Bupati Sumenep, Sabtu (27/7/2019).

Bupati Sumenep dua periode itu menerangkan, setidaknya ada 46 industri batik di kabupaten berlambang kuda terbang. Kesemuanya, tentu saja memiliki ciri khas yang berbeda.

“Pada event ini kami undang berbagai pegiat batik, khususnya di Madura dan Jawa timur. Mulai dari pengrajin, perancang busana hingga pengusaha batik,” paparnya.

Ia berkomitmen untuk menjadikan batik sebagai kebanggan warga Sumenep. Bahkan pihaknya mengaku sudah membiasakan siswa di Sumenep mulai ditingkat dasar untuk biasa memakai batik.

“Jadi kami harapkan kedepan batik khas Sumenep bisa bersaing dengan batik dari daerah lain, tak hanya di dalam negeri kalau bisa hingga manca negara,” harapnya.

Sebagai salah satu budaya kebanggaan masyarakat Sumenep, pihaknya juga menjadikan batik sebagai seragam bagi ASN. Hal itu untuk menjaga nilai budaya dan meningkatkan kreasi pembatik.

“Semua ASN setiap hari Selasa diwajibkan mengenakan batik,” tutur mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep itu.

Dengan kebijakan tersebut, dia berharap dapat berdampak positif bagi perkembangan batik di Sumenep sendiri. Atas kebijakan tersebut, dia juga berharap pembatik di Sumenep dapat meningkatkan kualitas batiknya. (Yan/Nit)