Seputarmadura.com, Sumenep, Kamis 13 Juli 2017- Demi menjaga kualitas Pondok Pesantren (Ponpes) Sumber Mas di Desa Rombiye Barat, Kecamatan Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dilakukan demonstrasi Ilmu Tajwid dengan pengayar Bahasa Mandarin dan demonstrasi baca Kitab Kuning.
Kegiatan itu sebagai rangkaian untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar tahun pelajaran 2016/2017, Pondok pesantren Sumber Mas, dalam rangka perayaan Haflatul Imtihan. Kegiatan tersebut diadakan dari tanggal 7 hingga 12 Juli 2017 kemarin.
Selain dilaksanakan gebyar lomba, pentas seni, wisuda purna study dan guru pengabdian, digelar pula pawai karnaval pendidikan, serta ceramah umum keagamaan.
Program Baca Kitab kuning terdapat lima tingkatan, yaitu Prakom, Imriti, Al-ula Usto dan Ulya. Prakom merupakan program dasar dan program wajib bagi santri baru.
“Program ini diharapkan dapat menjadikan santri bisa membaca dan memahami kitab kuning dalam jangka waktu kurang dari 1 Tahun,” tutur Ketua Ponpes Sumber Mas, Abd. Aziz, Kamis (13/7/2017).
Kemudian, jika sudah satu tahun nyantri, akan dites. Santri yang lulus pada tahun berikutnya, naik pada tingkat Imriti sebagai program lanjutan.
“Bagi yang tidak lulus, tahun berikutnya kembali mengikuti program prakom,” imbuhnya.
Dia menjelaskn, jumlah santri yang di demonstrasi (diuji kemampuan kitab kuningnya) untuk program ini pada tahunini terdapat 32 santri, 18 santri dari tingkat prakom, dan 14 santri dari tingkat imriti.
Yang istimewa, selain terdapat penguji dari internal pesantren, santri juga diuji oleh para khalayak umum dari berbagai elemen pada saat prosesi wisuda, mereka diberikan kesempatan menguji langsung pada peserta.
Materi tes berupa bisa membaca, mafhum (paham) nahwu shorrof, yang kesemuanya didasarkan atas dalil.
“Kemarin, dari sekitar 1000 orang undangan, ada 14 orang yang bertanya, dan Alhamdulillah para santri dapat menjawabnya dengan baik,” tandasnya.
Di pondok pesantren yang didirikan oleh RKH. A. Zaki Zamzam pada tahun 1943, Demostrasi Kitab Kuning dilaksanakan tiap tahun. Tujuannya, untuk menjaga kualiatas santri, terutama dalam kemampuan membaca kita kuning.
“Program ini hanya salah satu motivasi santri untuk giat belajar ilmu Agama, diketahui kualitasnya secara bejenjang, dan diharapkan ketika sudah lulus nanti sudah teruji kualitasnya,” tukasnya. (Nita)